Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Daffa Fauzan

Diponegoro Student 2018

Dalam Rangka Pencegahan Nyamuk Demam Berdarah, Mahasiswa KKN Undip Tim 1 2022 Mengedukasi Warga untuk Mengolah Limbah Minyak Jelantah menjadi Lilin Aromaterapi Lavender

Diperbarui: 5 Februari 2022   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi Pembuatan Lilin Aromaterapi Lavender dari Minyak Jelantah di RT08/RW09

Semarang - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Semarang Jawa Tengah, mengalami peningkatan selama musim penghujan. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Roemani Kota Semarang, di tahun 2021 untuk Oktober terdapat 28 kasus DBD, November 39 kasus dan Desember tercatat 50 kasus DBD. Namun di Minggu awal Januari 2022, kasus DBD tercatat menurun hanya 2 kasus, dan per tanggal 4 Januari 2022, satu pasien DBD anak yang masih menjalani rawat inap.

Lilin Aromaterapi Lavender dari Minyak Jelantah

Melihat di Kelurahan Kedungmundu banyak warga yang banyak terkenan DBD dan sering dilakukan PJN, Mahasiswa KKN UNDIP Tim 1, Muhammad Daffa Fauzan (21) mempunyai ide untuk membuat Lilin Aromaterapi Lavender dari Limbah Minyak Jelantah. Diharapkan dengan adanya Lilin Aromaterapi Lavender dari Limbah Minyak Jelantah, warga RT08/RW09 kelurahan kedungmundu dapat terhindar dari nyamuk demam berdarah serta dapat memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi Lilin Aromaterapi

Panduan Pembuatan Lilin Aromaterapi Lavender dari Limbah Minyak Jelantah

Implementasi kegiatan dari program kerja KKN TIM I UNDIP 2022 bertemakan Sustainable Development Goals (SDGs), diadakannya sosialisasi serta penyuluhan kepada Ibu-Ibu PKK RT 08/RW 09 pada minggu kedua dilaksanakannya KKN TIM I UNDIP 2022 (23/1). "Adanya Lilin Aromaterapi Lavender dari Limbah Minyak Jelantah dapat mencegah warga RT 08 terkena demam berdarah serta edukasi agar limbah minyak jelantah bisa diolah kembali." ucap Bu Sinta, salah satu warga RT08/RW 09 Kelurahan Kedungmundu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline