Lihat ke Halaman Asli

Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan

Fresh Graduate Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta

Tauhid, Mukjizat, dan Akhir Zaman: Pandangan Islam tentang Nabi Yesus (Isa Al-Masih) untuk Dialog Antaragama dengan Kristen

Diperbarui: 8 Desember 2024   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: Amazon.com)

A. Pendahuluan

Setelah serangan 11 September 2001 dan meningkatnya islamophobia, minat terhadap studi Islam meningkat tajam di seluruh dunia, terutama di dunia Barat. Banyak yang penasaran mengenai kepercayaan dan praktik yang dianut oleh umat Muslim di seluruh dunia, khususnya yang berkaitan dengan bagaimana sosok Yesus Kristus (Isa Al-Masih, Yeshua Hamashiach, dan  ) dipahami dalam tradisi religiusitas Islam.

Zeki Saritoprak dalam bukunya Islam's Jesus  telah mengungkapkan bahwasanya Yesus adalah salah satu tema terpenting dalam teologi Islam. Ia mencoba menjawab berbagai pertanyaan mendasar:

  • 1. Bagaimana Al-Qur'an berbicara tentang Nabi Yesus?
  • 2. Apa peran Nabi Yesus dalam teologi Islam?
  • 3. Bagaimana pandangan Muslim terhadap kedatangan Nabi Yesus di akhir zaman?
  • 4. Bisakah pemahaman tentang Nabi Yesus menjadi titik temu antara Muslim dan Kristen?

Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi dasar dari karya Saritoprak untuk memperdalam pemahaman tentang Yesus dalam Islam dan membuka ruang dialog antaragama, yang pada dasar aqidah-nya sangat jauh berbeda dan bertolak belakang.

Setelah serangan 9/11 dan islamophobia yang mencuat, muncul banyak mispersepsi tentang Islam dan umat Muslim di dunia Barat. Salah satu aspek yang sering kali diabaikan adalah pandangan Islam terhadap sosok Nabi Yesus yang sebenarnya sangat signifikan dalam tradisi keagamaan Islam. Nabi Yesus bukanlah tokoh yang dipinggirkan dalam Islam, melainkan salah satu dari nabi yang sangat dihormati (ulul 'azmi).

Dari pertanyaan itulah, Saritoprak berusaha menjelaskan bahwa mempelajari Yesus dalam perspektif Islam dapat membantu menjembatani kesenjangan pemahaman antara Muslim dan non-Muslim serta menciptakan peluang untuk meluruskan aqidah yang salah ketika ada manusia menuhankan sesama manusia atau menuhankan makhluk.

Buku yang ia tulis ini, pada dasarnya, bertujuan untuk mengisi kekosongan pemahaman mengenai Yesus dalam Islam dan menunjukkan bahwa Yesus dalam Islam tidaklah berbeda dari Yesus dalam kekristenan. Namun, kekristenan menuhankan Yesus dengan menganggapnya sebagai anak Tuhan, sedangkan dalam Islam, Yesus diyakini sebagai nabi dan rasul yang menyampaikan firmah Allah berupa tauhid dan syariat Islam pada masa dan wilayahnya.

B. Yesus sebagai Utusan Tuhan (Rasulullah) dalam Islam

1. Kedudukan Yesus di antara Para Nabi

Dalam teologi Islam, Yesus (Isa) merupakan salah satu dari lima nabi ulul 'azmi, atau nabi dengan keteguhan yang luar biasa, bersama dengan Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Nuh, dan Nabi Besar Muhammad . Saritoprak menegaskan bahwa, meskipun Yesus adalah utusan Tuhan seperti nabi-nabi lainnya, posisi spiritualnya juga sangat tinggi. Bahkan, tidak ada Muslim yang dapat mencapai derajat spiritual Yesus sepeninggal Nabi Muhammad .

Yesus memiliki keistimewaan yang luar biasa, terutama dalam hal mukjizat yang diberikan oleh Allah Swt. Dalam Al-Qur'an, Yesus disebutkan dapat menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan melakukan berbagai mukjizat lainnya atas karunia dan dengan izin Allah Swt. Mukjizat-mukjizat ini memperkuat status Yesus sebagai nabi dan rasul yang luar biasa dan sebagai tanda kekuasaan Allah Swt.

Dalam tradisi Islam, mukjizat Yesus bukan hanya bukti dari kerasulannya, melainkan juga tanda kasih sayang dan rahmat Allah bagi umat Israil pada masanya. Melalui mukjizat-mukjizatnya, Yesus menunjukkan kekuatan iman dan keyakinannya yang mendalam dan sangat kokoh kepada ketuhanan yang ber-tauhid, hanya bertuhan kepada Allah sebagai Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam Islam, Yesus adalah utusan Tuhan, tetapi tidak dianggap sebagai bagian dari Tuhan atau inkarnasi Tuhan, berbeda dengan pandangan Kristen. Hal ini sangat kontras, sebab Islam sangat mengharamkan segala bentuk "kemusyrikan" atau menyekutukan Allah.

Ini terbukti dengan fakta bahwa Yesus memiliki keterbatasan sebagai manusia dan utusan Tuhan; bahkan dalam peranannya di akhirat, Yesus hanya dapat memohon pengampunan dari Allah untuk para pendosa dan tidak memiliki otoritas untuk memberikan pengampunan sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline