Lihat ke Halaman Asli

Daffa Ardhan

Cerita, ide dan referensi

Semua Orang akan Ada Masanya Melewati Masa-masa Itu

Diperbarui: 15 Februari 2020   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pexels.com

Ada seorang YouTuber mencoba melihat lagi riwayat Instastory-nya yang dibuat dua tahun lalu. Satu persatu dia melihat Instastory-nya yang berisi selfie dengan filter kamera jahat dan beberapa video boomerang unfaedah lainnya.

Setelah melihat semuanya, dia merasa geli sendiri. Gelinya sama seperti kita melihat foto-foto jadul yang nampak alay di masa itu.

Saya coba meniru YouTuber itu. Saya lihat Instastory yang saya buat 1-2 tahun yang lalu. Saya pun geli juga. Geli cenderung ke arah jijik. Kenapa ya, kita selalu merasa aneh dengan foto yang pernah kita abadikan di masa lalu.

Padahal, dulu kita merasa foto atau video yang kita rekam itu biasa-biasa saja. Tidak merasa aneh atau jijik, bahkan kita kadang memujinya berkali-kali.

Contoh lain misalnya, dulu saya merasa rambut poni lempar ala Justin Bieber di zaman akil baligh adalah gaya rambut yang keren, bahkan saya sempat menirunya. Tapi sekarang saya merasa gaya rambut itu aneh.

Bukan cuma soal gaya rambut. Cara berpakaian, lifestyle, bahkan gaya berbicara yang sekarang kita anggap keren, suatu saat akan ada masa anehnya.

Tren memang selalu berubah-ubah. Begitupun dengan selera. Jika saat ini dibilang keren, belum tentu di masa depan akan dibilang keren juga.

Sebetulnya, ada yang lebih menngelikan dari sekadar foto jadul dan Instastory lama, yaitu hubungan relationship yang sudah kandas. Saya membayangkan betapa menggelikannya dan noraknya saya saat zaman-zaman bucin dengan seseorang yang ada di masa lalu. Apalagi kalau tahu akhirnya akan bad ending juga.

Orang yang sedang di mabuk asmara memang buta segalanya. Hal-hal yang aneh sekalipun tetap dimakan. Saya tidak menyangka, dulu saya bisa sebodoh itu jadi manusia.

Ingin rasanya saya terlahir kembali dan jadi diri orang lain saja. Ya saking gelinya. Saya baru dasar dengan kebucinan yang fatal itu setelah terlepas dari hubungan.

Relationship tak jauh berbeda dengan kenyataan hidup. Masalah-masalah kehidupan, cobaan, tantangan dan hambatan selalu menemukan kesalahan. Dari kesalahan itu kita coba cari jalan keluarnya. Jalan keluar itu bisa diakhiri, diteruskan atau diselesaikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline