Lihat ke Halaman Asli

Daffa Ardhan

Cerita, ide dan referensi

Kesalahan Bergaya ala Korea

Diperbarui: 30 Juli 2024   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: pexels.com

*Disclaimer, tulisan ini dimuat juga di blog pribadi penulis

Seperti wanita kekinian pada umumnya, Ranisa menyukai hal-hal yang berhubungan dengan budaya pop dari korea selatan. Dia menonton film, drama series sampai mendengarkan lagu-lagu K-pop. Dia bukan hanya penikmat Korean Wave, tetapi juga megadaptasi cara berpakaian mereka.

Ranisa membeli beberapa pakaian yang catchy. Diantaranya sebuah t-shirt yang bahannya mirip sweater (saya lupa namanya apa),  memiliki potongan bagian perut yang pendek sehingga kalau tangannya di angkat sedikit, bagian perutnya akan terlihat.

Dia juga membeli sebuah rok pendek khas seragam sekolah korea. Rok tersebut memang benar-benar pendek sampai di atas lutut.

Ranisa senang karena berhasil membeli sepasang dresscode tersebut di online shop. Baginya, mengikuti cara berpakaian wanita korea akan membuatnya lebih cantik.

Akhirnya ia bisa merasakan sendiri fashion style Korea yang sebelumnya hanya bisa ia lihat scene film dan music video. Tapi tak lama setelah Ranisa memakainya, ia sadar kalau dia kurang pantas menggunakan pakaian itu.

Bukan karena tidak cocok dengan tubuhnya, tapi Ranisa sadar kalau pakaian ini ia gunakan ke luar rumah, pasti akan jadi bahan gunjingan orang-orang. Sebab ia tahu kalau pakaiannya terlalu terbuka.

Di Korea sana, pakaian yang Ranisa beli itu sebetulnya masih dibilang wajar. Baju ketat atau rok pendek di atas lutut bukan sesuatu yang dianggap terlalu seksi.

Tapi karena Ranisa tinggal di daerah yang nilai agamanya kental (kalau tidak mau dikatakan konservatif). Pasti ia akan kenal sanksi sosial jika seandainya menggunakan pakaian ala korea itu di tempat umum.

Mungkin akan lain cerita kalau dia tinggal di daerah yang budaya berpakaiannya lebih bebas seperti Bali atau bahkan luar negeri yang mana batas kesopanan dalam berpakaian berbeda dengan yang ada di daerahnya.

Beda budaya tentu beda pola pikirnya dalam melihat pakaian mana yang disebut sopan dan mana yang sebaliknya. Saya tinggal di kota yang nilai kesopanan berpakaiannya sama dengan Ranisa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline