Lihat ke Halaman Asli

Daffa Ardhan

Cerita, ide dan referensi

Buruknya Menunda Pekerjaan

Diperbarui: 30 Januari 2020   18:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi menunda pekerjaan sambil bermain. (sumber: diego_cervo via kompas.com)

Berhasil tidur di bawah jam 2 malam sudah bentuk kemewahan buat saya. Pola tidur saya selama ini memang agak kacau, padahal saya merasakan sendiri efek negatif dari kurang tidur.

Setiap pagi saya menyesal karena tidur terlalu malam, tapi di malam berikutnya saya mengulangi kesalahan yang sama. Terus menerus seperti itu polanya.

Saya bisa tiba-tiba mengantuk pada waktu yang tidak seharusnya. Biasanya antara pukul 10-11 pagi rasa kantuk itu datang. Kalau sudah ngantuk, larinya pasti ke kopi. Tapi terus-terusan minum kopi tidak akan menyelesaikan masalah, sebab pada dasarnya tubuh saya memang butuh istirahat.

Beberapa orang yang punya kebiasaan buruk ini, punya alasan-alasan yang berbeda kenapa mereka sering tidur larut malam. Dan berbeda dengan kebanyakan orang, masalah saya sebetulnya berhubungan dengan tidak bisanya saya mengatur prioritas dalam melakukan banyak pekerjaan.

Dalam artian, banyak pekerjaan yang seharusnya bisa saya lakukan di siang hari, tapi karena ditunda-tunda, jadi terpaksa saya kerjakan di malam hari.

Akhirnya semua pekerjaan saya lakukan disaat malam suntuk. Contohnya seperti tugas kuliah dan menulis artikel. Jadi malam hari yang seharusnya digunakan untuk istirahat malah dipakai untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut.

Saya tahu Ini contoh yang buruk. Jadi dua hari terakhir saya coba buang kebiasaan itu. Caranya, saya memperbaiki pekerjaan yang saya lakukan. Saya coba mengatur prioritas, mana yang harus dikerjakan lebih dulu, mana yang masih bisa ditunda.

Dan kenyataannya berhasil. Saya senang karena berhasil melakukannya. Bukan cuma tugas kuliah atau menulis artikel, beberapa pekerjaan lain pun tidak lagi saya tunda.

Selama ini banyak pekerjaan yang sering saya tunda-tunda. Bahkan kebiasaan buruk itu seperti sudah mendarah daging. Jangankan menunda pekerjaan, menunda makan pun sering saya lakukan.

Padahal saya punya maag yang lumayan parah. Kalau telat makan bisa kambuh. Tapi saya tetap mengulangi kesalahan itu lain hari.

Salah satu alasan saya menunda pekerjaan adalah karena tergoda dengan yang namanya penyakit malas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline