Lihat ke Halaman Asli

Daffa Ardhan

Cerita, ide dan referensi

Yang Harus Dilupakan dan Ditanam dalam Ingatan

Diperbarui: 1 Januari 2020   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Sejak dulu, saya tidak pernah antusias dengan yang namanya pergantian tahun.

Sebuah tahun tidak lebih dari sederet angka yang berganti sesuai dengan alurnya dan itu tidak berpengaruh pada bagaimana kita bekerja. Kehidupan akan tetap berjalan seperti biasanya.

Tahun ini, tahun kemarin, atau tahun depan adalah perbedaan waktu yang polanya berulang-berulang. Hal yang lebih penting dari semua itu, bagaimana saya bisa lebih giat untuk terus meng-upgrade diri dan bisa memaknai hari-hari.

Walaupun saya tetap ikut merayakan tahun baru ini, tapi saya lebih melihatnya sebatas perayaan yang sifatnya seremonial saja.

Seringkali saya melihat diri saya di masa lalu. Menyaksikan bagaimana saya hidup di usia remaja.

Sepertinya cukup banyak yang berubah dari saya, dulu dan sekarang. Sayangnya, hal itu belum cukup membuat saya menjadi lebih "manusia".

Menjadi saya adalah hal rumit. Banyak hal yang tidak bisa saya ceritakan tentang sisi lain dari diri saya. Itu semata-mata karena belum waktunya.

Saya senang berbagi cerita tentang kehidupan. Tapi saya memastikan agar tidak masuk ke ranah yang paling sensitif.

Saya ingin selalu bercerita. Apapun yang bisa saya ceritakan. Kali ini, saya ingin bercerita tentang dua hal penting yang akan saya jadikan catatan kecil--yang nanti bisa jadi kertas pembatas dalam buku kehidupan.

Pertama,  ada hal yang harusnya saya lupakan.

Ada banyak hal yang sebaiknya dilupakan. Diantara kenangan buruk yang seringkali jadi kabut putih dan menghalangi pandangan saya untuk melihat masa depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline