Lihat ke Halaman Asli

Sidoarjo dengan Kebudayaannya

Diperbarui: 9 Mei 2020   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mungkin kalau mendengar nama Sidoarjo ini kalian pasti langsung teringat dengan Bencana Lumpur Lapindo. Bagaimana tidak, Lumpur lapindo yang memakan banyak korban, baik gedung bangunan dan rumah penduduk dan juga nyawa manusia. Tapi kalian jangan mengira Sidoarjo hanya terkenal dengan Lumpur Lapindo. Sidoarjo terkenal juga dengan kebudayaannya juga lo... :p

Berbicara tentang kebudayaan, pasti di setiap daerah pasti memiliki kebudayaan mereka masing-masing dengan ciri khas yang berbeda. Seperti halnya di Sidoarjo yang juga memiliki kebudayaan dan juga keunikan tersendiri. Berikut beberapa kebudayaan yang ada di Sidoarjo :

1. Bahasa 

Nah bahasa yang berkembang di Sidoarjo ini adalah Bahasa Arek. Dimana Bahasa Arek ini menjadi bahasa keseharian di daerah Sidoarjo dan sekitarnya juga seperti Surabaya, Gresik, dan juga Mojokerto.

2. Tradisi 

a.) Lelang bandeng 

Nah lelang bandeng disini diadakan setiap setahun sekali, karena diadakannya tepat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tujuan diadakannya lelang bandeng disini selain menjunjung tinggi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga bermaksud untuk meningkatkan produksi ikan bandeng dengan pengembangan motivasi dan promosi agar petani tambak lebih meningkatkan kesejahteraannya.

Lelang bandeng di daerah Sidoarjo ini merupakan usaha dengan tujuan mulia, karena hasil bersih uang seluruhnya digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan melalui yayasan amal Bhakti Muslim Sidoarjo. Tradisi ini biasanya bersamaan dengan kegiatan-kegiatan lain seperti Pasar Murah, berbagai macam hiburan tanpa dipungut biaya antara lain Band, Orkes Melayu, Ludruk, Samroh dan lomba MTQ tingkat Kabupaten. Nah Bandeng yang dilelang, dinamakan Bandeng Kawakan yang dipelihara khusus antara 5 - 10 tahun dan beratnya mencapai 7 Kg sampai 10 Kg per ekor.

b.) Nyadran

Di Indonesia khususnya di daerah Jawa pada bulan Ruwah ( Kalender Jawa ) ada tradisi yang dinamakan Ruwatan. Dimana bentuk-bentuk Ruwatan ini dapat berupa bersih Desa ,Ruwah desa atau lainnya. Di Sidoarjo, tepatnya di Ds. Balongdowo Kec. Candi ada tradisi masyarakat yang dilakukan setiap bulan Ruwah saat bulan purnama. Pada tahun 1994, tradisi ini jatuh pada tanggal 21 Januari.

Tradisi tersebut dinamakan Nyadran, Nyadran ini merupakan suatu adat bagi para nelayan kupang desa Balongdowo sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bentuk kegiatan Nyadran berupa Pesta peragaan, dimana kegiatannya memperagakan cara mengambil kupang di tengah laut selat Madura.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline