Lihat ke Halaman Asli

Suap Lagi, Lagi Suap

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tertangkapnya Hakim ad hoc Pengadilan Hubungan Industrial PN Bandung Imas Dianasari oleh KPK saat menerima suap dari Pengusaha Odi Juanda di Restoran Poyo Lengkong Cinunuk Bandung, Kamis malam lalu, menambah daftar aparat penegak hukum yang terlibat dalam kasus suap di Indonesia.

Mungkinkah dengan tertangkapnya oknum penegak hukum ini akan mengurangi koruptor di Indonesia? siapa yang tahu. Sebab untuk saat ini koruptor dan penegak hukum sangat sulit sekali dibedakan, semuanya sama-sama suka uang. Semuanya sama-sama suka menyuap dan disuap. Hehehe kayak bayi aja masih disuap.

Tambah bingung kan, habis mana yang penjahat dan mana yang penegak hukum sama saja kelakuannya. Jadi bagaimana dong, korupsi di Indonesia ini akan bersih? la, wong yang diandalkan untuk menegakan hukum saja malah ikut menjadi pelaku. Wes, parah tenan negara kita.

Hu mikiri korupsi, pusing sendiri kepala, sebagai orang kecil mendingan saya nyangkul saja di sawah, walaupun harus berkubang lumpur namun hasilnya bersih dan halal, tidak kayak hasil para koruptor itu yang sepertinya bersih, eh ternyata malah kotor. Tumpukan harta yang ada di rumah, milyaran uang yang ada di bank, hasil dari merampok. Wilih-wilih gidik-gidik sendiri melihatnya.

Hmmm, bersukurlah yang menjadi orang miskin karena tidak dimintai pertanggung jawaban oleh Tuhan terhadap harta yang didapatnya, kalaupun ditanya tidak bingung-bingung amat jawabnya. Lawong sumbernya sudah jelas kok, buktinya juga sudah nampak.

Tapi bagaimana ya dengan para koruptor nantinya, andai saja Tuhan mempertanyakan darimanakah uang yang dia dapat??? lalu jawabnya bagaimana?? korupsi Tuhan... Duuuuarrr., seketika gada besar dan panas menghantam tubuhnya kemudian hancur berkeping-keping, kemudian kembali lagi, ditanya lagi dan dipukul lagi.

Ih ngeri,, wes lah, mendingan sekarang tidur saja... besok nyangkul lagi ke sawah, badan sudah capek seperti gini, masih mikirin urusan koruptor. Kan sudah ada KPK yang nanganinya. Ya mudah-mudahan saja KPK yang nangani korupsi ini benar-benar KPK, bukan KPK yang mempunyai kepanjangan. Kok Punyaku Kecil, Alias jatah saya kok kecil. Wes, parah kalau sudah begitu. sudah dulu ya, selamat berkorupsi, semoga setan menyertai mu. wasalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline