"Setelah ibu Susi Pudjiastuti tidak lagi menjabat sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan pada periode 2019 munculah kebangkitan pasukan kapal asing asal China untuk menjarah sumber laut didaerah perairan Natuna hingga nelayan-nelayan Indonesia mendapat ancaman dan terusir dari kelautan sendiri.
Kemudian Indonesia melayangkan protes kepada China karena telah melakukan pelanggaran wilayah kelautan sesuai yang ditetapkan oleh UNCLOS 1982, sayangnya China membantahkan dan tetap mengklaim bahwa Natuna termasuk dalam Laut China Selatan yang menjadi sengketa antara China dengan Taiwan, Vietnam, Malaysia, dan Brunei serta daerah dalam Nine Dash Line untuk memaksa Indonesia mengakuinya, dan sebenarnya apa yang dibalik dicopotnya ibu Susi sehingga kelautan kita tak seperti sekarang?"
Susi Pudjiastusi memang menjadi menteri andalan pada bidangnya dan seharusnya dapat dilanjutkan kembali hingga sepuluh tahun mendatang, namun mengapa justru pada kabinet kedua beliau diganti apa yang dibalik itu semua?
Kemampuan Susi Pudjiastuti memang tidak diragukan lagi selama lima tahun terakhir walau beliau hanya lulusan SMP namun dalam pengalaman sebagai pemilik perusahaan perikanan dan maskapai penerbangan beliau mampu menjaga kedaulatan laut Indonesia untuk memberi ampun pencuri asing dengan cara menenggelamkan walhasil ekspor hasil laut meningkat selama lima tahun terakhir, menurut data sekitar ratusan kapal asing yang diledakan dan tenggelam sebagian besar asal China dan Vietnam.
Saya pun membayangkan pada salah satu film Disney Moana berkisah putri dari kepala suku kepulauan Motumui berkeinginan pergi ke laut namun ayahnya melarang, untungnya neneknya menceritakan asal sukunya yang sebenarnya ternyata suku nelayan dan pelaut. Karena faktor ketakutan suku sendiri karena ada kegelapan dalam laut sendiri membuat Moana bertekad berlayar ke laut untuk menemui Maui yang diperankan oleh The Rock Dwayne Johnson untuk menembus kesalahannya dan mengembalikan batu yang disebut jantung kepada Te Fiti.
Karena sukunya tidak bisa selamanya mengandalkan sumber daya yang ada dipulau dalam jumlah terbatas hingga Moana dinobatkan menjadi putri Disney pada tahun 2018, terkait dengan film tersebut saya juga mengkaitkannya dengan bu Susi menyukai laut sejak kecil dan pada saat menjadi menteri karena keahliannya sejumalah kebijakan diterpakan justru menguntungkan nelayan selain penenggelaman kapal asing begitu juga pelarangan ekspor benih lobster dan pelarangan penggunaan cantrang, menjadi bukti bahwa bu Susi tahu apa yang terbaik untuk nelayan dan laut Indonesia.
Bu Susi seharusnya dilanjutkan kembali menjadi menteri karena memiliki potensi besar untuk kembali terutama digadang-gadang bisa menjabat sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman, sayangnya pupus sudah karena pada pengumuman kabinet baru disampaikan oleh Presiden Jokowi ternyata tidak ada nama bu Susi, justru nama yang seharusnya diganti terutama Luhut Binsar Panjaitan kembali menjabat sebagai kabinet tersebut.
Lantas apa yang membuat Luhut kembali menjabat sebagi Menko Kemaritiman walau beliau kadangkala membuat sikap kontroversional, apa juga berkaitan dengan beda pendapat dengan Susi dan masalah investasi Indonesia dengan China?
Susi memang sempat bersitegang dengan Luhut soal masalah penenggelaman kapal pada tahun 2016 terutama kapal asal China dianggap tindakan tersebut menggangu hubungan dalam sindiran halus investasi dengan negeri tirai bambu dan membuang anggaran negara, meski begitu Susi tetap menjaga pendiriannya karena ini cara paling ampuh dalam menanggulangi masalah sumber daya laut walau negara terdekat saja.
Terlepas dari perselisihan tersebut pada 2019 Luhut yang keberatan terhadap kebijakan lebih mengarah sisi positif justru kembali masuk dalam kabinet dan Susi sebagai pengusul kebijakan dan meraih rapot baik selama lima tahun dari masyarakat harus terhempas dalam kabinet selanjutnya.
#kamirindubuSusi #tenggelamkan