Lihat ke Halaman Asli

M Daffa Rafiecena

Memberi inspirasi bukan sensasi

Apakah Bulan Ramadhan Ini Saya Harus Puasa Sosmed?

Diperbarui: 30 Mei 2018   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.tribunnews.com

Memasuki bulan Ramadhan kita harus menyambutnya secara sukacita dalam bulan yang berkah ini. Bahkan social media pun menjadi alat untuk mengusik kebosanan atas ibadah puasa yang kita jalani. Salah satunya memanfaatkan hal yang viral seperti kuliner (es kepal milo, donat indomie), fashion (tutorial hijab), hingga lumayan bermanfaat buat ngabuburit misalnya nyalurin hobi, atau lebih baiknya buat cari pahala.

Tapi menurutku social media justru banyak mudaratnya dan saya pun sebelumnya sudah merasa jenuh, sekarang hoax ada dimana-mana akibat terjadinya perpecahan ras, suku, dan budaya yang sengaja dimainkan oleh elite politik dari sudah membuat resah masyarakat atas prestasi memperkuat ego sendiri.

Bahkan sampai ada hoax yang berbau keagamaan katanya untuk menegakan kebenaran selanjutnya tidak mendukung suatu aksi berarti bukan islam, bahkan pada peristiwa teroris baru-baru ini membuat Indonesia bisa dibilang tidak aman lagi, justru dianggap hanya pengalihan masalah terhadap pemerintah Indonesia saat ini. Saya juga sangat menyayangkan bahwa peristiwa yang dialami Palestina sebagai sumber terjadinya teroris diseluruh dunia.

Dalam berkomentar pun sama saja dianggap mudarat asalkan seperti itu bersifat negatif. Instagram pada dewasa ini sekarang banyak buzzer juga berperan menyampaikan suatu kabar namun hanya megutip beberapa berita pada media konvensional saja. Akun gossip pun paling digencar oleh netizen terutama kaum ibu-ibu.

Sayangnya pada bulan puasa ini perbuatan ghibah masih dilakukan, hanya komentar dan menyebarkannya sama saja membatalkan pahala puasa kita, apalagi menghujat wanita biasa disebut dengan istilah jaman now pelakor sama juga ghibah, selama bulan suci ini saran buat admin gossiper jangan buka dulu di Instagram biar tidak ada korban  gossip dimana pahala terbuang sia-sia gara-gara sebuah berita pelakor.

Generasi jaman now juga harus direhabilitasi selama bulan puasa kayak artis-artis yang ketangkap narkoba. Biasanya buat ngabuburit anak jaman now suka main tiktok nggak jelas, sejujurnya saya tidak suka main begituan sama saja mempercepat revolusi generasi alay, saya sebagai generasi jaman now merasa eneg main gituan saya pun jarang posting ini itu, saya pakai sosmed cuma buat lihat berbagai postingan sekaligus dengerin musik dari youtube. Memang saya mengikuti update tentang hal yang viral tapi tidal melaksanakannya, saya mengikuti sosmed hanya untuk melihat postingan .

Generasi sekarang ini sensasi lebih dibutuhkan daripada prestasi, anak jaman now memang suka melakukan hal nekat seperti selfie terlarang, main tiktokan, sekalian curhat yang harusnya dirahasiain sampai curhat tentang wibunya. Anak jaman now kalo yang cowok (saya tidak termasuk) menyukai hal-hal yang berbau game dan anime, kalo cewek senangnya korea-koreaan yang diributin opa-opa idolanya, lebih parah anak micin sukanya ikut-ikutan sinetron sama ftv dramanya kayak terungkapnya misteri tabrakan tiang listrik. Indonesia bahkan kekurangan pemuda harapan bangsa jikalau generasi sensasi ada dimana-mana, tak sesuai dengan janji Bung Karno " berikan aku 1000 pemuda untuk bangsa".

Sejujurnya saya mau kembali pada anak jaman old, dimana merasa awam terhadap sosmed, selalu to the point dalam bahasa Jawanya nggak neko-neko, tidak suka membuka rahasia pribadi, terutama dalam urusan music saya lebih suka lagu pop era 90 sampai 2000-an seperti lagu Dewa dari Ari Lasso sampai Once, untungnya ada aplikasi music jadi saya tak perlu download, music jaman old ternyata lebih ngangenin daripada lagu jaman now, komposernya hati-hati dalam membuat lagunya dan tidak asal hits dipasaran.

Untuk menu buka puasanya saya lebih suka teh manis dan kolak pisang ubi sebagai tradisi buka puasa di Indonesia sejak jaman nenek moyang kita daripada es kepal dari negeri upin ipin yang gak jelas apa viralnya. 

Sumber: https://m.liputan6.com

Dibulan Ramadhan yang penuh berkah ini saatnya sejenak diri untuk menghindari terhadap sosmed karena banyak kemudaratan seperti hoax yang membuat terpecah belah oleh ulah wakil koruptor, ghibah secara lisan, dan juga ftv anak micin, dengan mengaji secara khatam itu baru lebih barokah, dan terkadang-kadang berat juga meninggalkan sejenak selama sebulan tapi saya juga tak mau munafik terhadap diri sendiri, alasan saya ingin puasa atas ketidaknyaman yang ada disosmed walau belum tahu lafadznya apa, tergantung kembali pada diri sendiri.

Saran saya untuk kaum intoleran terutama bagi yang garis keras agar sadar terhadap kemajemukan Indonesia dan mengingatkan kembali bahwa menyebarkan hoax hanya alasan mengkritik tapi dibilang menegakan kebenaran sama saja dosanya dengan ghibah dan adu domba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline