Lihat ke Halaman Asli

Daffa Alif Andafi

Penulis Pemula

Mengenal Jenis Patahan sebagai Proses Pembentukan Ngarai Sianok

Diperbarui: 24 Januari 2022   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : https://www.liputan6.com

Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota kecil di Provinsi Sumatra Barat yang mampu memikat hati wisatawan dengan keindahan kota serta objek wisata yang dimilikinya. Suhu udaranya yang sejuk serta letak objek wisata yang saling berdekatan menjadikan Kota Bukittinggi sebagai tempat yang nyaman untuk berjalan-jalan menikmati seisi kota sambil melepas kepenatan setelah menjalani aktivitas sehari-hari. Tidak hanya sampai di situ, di Kota Bukittinggi wisatawan juga dapat dengan mudah menemukan rumah makan yang menyuguhi kuliner khas Sumatra Barat yang tentunya menggugah selera.

Membahas mengenai objek wisata di Kota Bukittinggi, ada beberapa objek wisata yang dapat kita temui di Kota ini seperti, Jam Gadang serta Lobang Jepang. Merupakan objek wisata yang mengandung nilai sejarah tinggi karena dibangun pada masa penjajahan Jepang dan Belanda. Objek wisata lainnya yang dapat ditemui yaitu Kebun Binatang  atau disebut Taman Marga Satwa dan Budaya  Kinantan. Tempat yang awal mulanya dibangun oleh Pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1900 sebagai kebun bunga ini, telah berubah menjadi objek wisata bertema satwa dan budaya yang menarik. Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan ini memiliki tempat menarik seperti taman burung dan zona reptil, serta lebih menariknya lagi, di tempat ini wisatawan dapat melihat secara langsung hewan liar seperti harimau dan buaya dari balik kaca.

Objek wisata Kota Bukittinggi lainnya yang tak kalah menarik adalah bentukan alam yang unik dan indah ngarai sianok yang dapat dilihat dari taman panorama. Keindahan alam ngarai sianok juga dapat dinikmati langsung keindahannya dengan turun langsung ke lembah ngarai lewat akses jalan raya yang sudah tersedia.

 Di lembah ini banyak sekali objek kuliner yang dapat dijumpai seperti rumah makan Itiak Lado Mudo dan berbagai kafe bernuansa alam lainnya. kata ngarai sendiri dalam KBBI merupakan sebuah lembah (jurang) yang dalam dan luas di antara dua tebing yang curam. Ngarai sianok merupakan bentukan alam yang unik karena diyakini terbentuk akibat adanya aktivitas tektonik yang terjadi sudah sangat lama. Pendapat ini diperoleh karena adanya kecocokan terlihat berpasangannya kedua sisi tebing. Aktivitas tektonik ini disebut sebagai gerak kerak bumi atau lempeng bumi berupa patahan yang terjadi dalam waktu yang panjang hingga dapat terbentuk seperti saat ini. Untuk memahami lebih lanjut mengenai patahan, berikut merupakan penjelasan mengenai beberapa jenis patahan.

Sumber : gns.cri.nz

  • Patahan Normal. Merupakan jenis patahan di mana dua lempeng bumi bergerak saling menjauh atau menuju arah yang saling berlawanan. Akibatnya daerah antara dua lempeng ini mengalami penurunan atau depresi akibat dua sisi di sampingnya saling merenggang. Sehingga terbentuk daerah yang lebih rendah di bagian tengah atau disebut lembah dan daerah yang lebih tinggi di kedua sisinya atau disebut tebing. Jenis patahan inilah yang diyakini menjadi penyebab terbentuknya ngarai sianok
  • Patahan reverse. Berbeda halnya dengan patahan normal, jenis patahan ini terjadi apabila dua lempeng saling bertemu atau bergerak ke satu titik yang sama. Hal ini menyebabkan dataran yang berada di antara dua lempeng tadi mengalami pengangkatan sehingga lebih tinggi daripada dataran di sekitarnya. Bentukan alam akibat patahan ini dapat berupa bukit atau dataran tinggi.
  • Patahan horizontal (sinistral dan dextral). Berbeda dari dua jenis patahan sebelumnya, patahan horizontal terjadi ketika dua lempeng bergerak ke samping secara berlawanan melewati satu sama lain. Patahan ini biasanya menyebabkan bentukan alam berupa bentuk garis- garis atau retakan- retakan besar yang ada di dalam tanah, atau bahkan dapat berupa bukit.

Proses pembentukan alam hanya dapat diperkirakan terjadinya oleh para ahli, tidak ada teori yang pasti mengenai hal ini karena terjadi secara berangsur dalam waktu yang sangat lama. Semua keindahan alam ini tercipta untuk disyukuri kehadirannya dan dijaga agar tetap lestari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline