UERO tahun 2000 awal pertama aku jatuh hati pada timnas Italia. Sebelumya juga suka nonton bola tapi belum punya jagoan yang bias memikat hati. “The King Alex” sapaan akrab Alessandro Del Piero adalah pemain yang pertama kali membuat aku jatuh cinta pada timnas Italia. Sklill individunya betul-betul memikat hati. Saat menggiring bola dan mengecoh lawan begitu hebatnya, dua sampai tiga pemain terlewati. Akurasi tendangan bebas Om Alex tidak diragukan lagi, terkadang menjadi penentu kemenangan. Selain om alex sosok pembobol gawang “super pippo” panggilan populer Filippo Inzaghi juga menjadi pemikat hati. Dua pemain ini pada UERO 2000 bermain bersama untuk Juventus, kemudian tahun 2001 Inzaghi pindah ke AC Milan.
Del Piero dan Inzhagi menjadi pintu masuk aku mencintai Juventus yang merupakan salah satu klub Italia tertua dan memiliki kontribusi besar membangun regenerasi pemain-pemain timnas Italia. Banyak pemain bintang timnas Italia bermain di Juventus, dari dulu hingga kini. Biasa kita dengar bahwa Del Piero adalah sejarah Juventus”. Berbicara Juventus tidak bisas lepas dari Del Piero. Begitu juga berbicara timnas Italia adalah Juventus. Karena klub asal Turin ini sangat peduli dalam mengembangkan skill pemain lokal Italia dari pada pemain asing (non Italia).
Piala dunia 2002 Italia dilatih oleh Giovanni Trappatoni atau lebih dekenal Mr. Trap (mantan pelatih Juventus). Timnas Italia masih didominasi pemain-pemain UERO 2000, Italia tersingkir oleh tuan rumah Korea Selatan. Sangat menyakitkan tentunya tim sekelas Azzurri dilakahkan Kor-sel yang notabene kualitasnya jauh dibawah Azzurri. Ya, itulah sepak bola terkadang hasilnya diluar nalar kita. Pada momentum piala dunia 2006 Italia dilatih Marcello Lippi (mantan pelatih Juventus), saat ini Italia diguncang kasus yang memalukan. Sepak bola Italia tercoreng tapi tetap bermain di piala dunia 2006. Pemain-pemain timnas Italia sedikit mengalami perubahan, banyak pemain muda tampil tanpa menghilangkan pemain sekaliber Alessandro Del Piero, Gianluigi Buffon dan Fabio Carnavaro yang keduanya bermain di klub yang sama, Juventus. Tanpa diduga timnas Italia menjadi juara piala dunia 2006 setelah mengalahkan Prancis melalui adu penalti. UERO 2012 timnas Italia kembali diterpa “badai” kasus pengaturan skor dan perjudian yang melibatkan pemain. Walaupun kasus ini masih belum final, sangat mengganggu konsentrasi pemain timnas Italia. Italia tidak menjadi favorit di turnamen UERO 2012, karena berbagai kasus di dalam negeri dan melibatkan beberapa pemain.
Azzurri tidak menjadi favorit tiak sampai membuatku kelain hati, karena Italia sudah cinta mati. Bagiku, “kalah menang itu sudah biasa, Gli Azzurri (Biru Langit) slalu dihati”. UERO 2012 ini benar-benar membuat jantung berdetak lebih cepat tidak seperti biasa, setiap menonton Italia bermain. Timnas Italia tidak memiliki pemain-pemain berklelas dunia seperti Jerman, Belanda dan Spanyol. Hanya beberapa pemain yang memiliki nama besar seperti Giulugi Buffon dan Andrea Pirlo, sisanya pemain muda yang biasa-biasa saja.
[caption id="attachment_197661" align="aligncenter" width="700" caption="sumber: http://www.bola.net"]
[/caption]
Pelatih Azzurri Cesere Prandelli meracik pemain dengan sangat baik. Italia yang dikenal bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik sedikit mengalami perubahan. Strategi menyerang ala Italia cukup menghibur. Pertemua pertama Italia vs Spanyol cukup menegangkan. Spanyol yang bermain tika-tiki ala Barca membuat was-was fans Azzurri, tapi bukan Italia namanya kalau tidak bisa meredam tika-tiki Spanyol. Hasil imbang 1-1 sudah cukup bagi Azzurri. dan pertandingan berikutnya antara Italia vs Kroasia juga hasil imbang 1-1. Kemudian Italia vs Inggris, yang memaksa “Tinga Singa” pulang lebih cepat dengan linangan air mata karena kalah lewat adu penalti. Kondisi ini, meminjam istilah kapten Inggris Gerrad, Inggris seperti “patah hati” dan keberuntungan berpihak pada Gli Azzurri.
Italia sang juara dunia empat kali di turnamen UERO tidak bernasib bagus, hanya juara satu kali. UERO 2000 kalah dari Prancis di final melalui gol yang dicetak David Trezguet pada estra time. Sejujurnya UERO 2012 skuad Italia tidak sebagus sebelum-sebelumnya, lebih banyak pemain muda “tanpa bintang”. Minimnya pemain bintang membuat Italia dilihat sebelah mata, apalagi kasus-kasus yang menimpa sepak bola Italia. Adanya kasus dalam negeri tidak membuat skuat Italia berkecil hati, Mercello Lippi mantan pelatih Juventus, yang membawa skuad Italia juara dunia 2006 mengingatkan Cesere Pandelli, “pelatih harus mampu membuat pemain fokus pada sesuatu yang ada di depan mata dan membuat stabil kondisi skuad Italia”. Kondisi skuad Azzurri pada UERO 2012 sama seperti piala dunia 2006.
Cesere Prandelli (mantan pemain Juventus) membuktikan, katanya, “skuad Italia punya keseimbangan”. Lolosnya Italia ke perempat final membuktikan Italia punya keseimbangan dan gaya bermain yang khas. Roberto Mancini, Pelatih Man. City yang baru saja menjuarai Liga Iggris juga berkomentar, “Italia punya gaya bermain yang khas dan berkarakter”. Gaya bermain Italia telah “membumi” pada setiap pemain, walau tidak bersatus bintang.
[caption id="attachment_197662" align="aligncenter" width="555" caption="Sumber: http://juventus.co.id"]
[/caption]
Alhasil, kecintaanku kepada Italia tidak akan luntur dan berganti oleh yang lain. Fans sejati tak akan kelain hati dan mengadaikan cintanya karena Italia tiak juara. Cinta dan kesetian yang tulus akan mebuahkan kisah yang indah dan tak akan lekang oleh jaman. Sejarah akan mencatat itu. Ingat! Kita bisa belajar pada sosok “The King Alex” Alessandro Del Piero, loyalitas dan kecintaannya kepada “Nyonya Tua” Juventus tak diragukan lagi. Sekian!
Gli Azzurri..! Forza Juventus..!
Salam damai dari Juventini Jogja!
Twitter: @firmandaeva
FB: www.facebook.com/firman.daeva
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H