Lihat ke Halaman Asli

Juventus: Cinta Sejatiku

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1335587934504024671

Kata orang, “cinta pertama itu sulit dilupakan”.Ya, aku sepakat dengan statement ini. Sejak mengenal sepak bola, si ‘Nyonya Tua’ julukan Juventus, adalah cinta pertamaku. Jatuh hati pada Juve sejak pasca EURO tahun 2000. Duet mas Alex (panggilanku untuk Del Piero) dan Filippo Inzaghi, ditambah lagi Zidane yang berada di belakang mereka menjadikan performa Juve saat itu benar-benar memikat hati. “Del-Pippo” itulah julukan yang disematkan buat duet maut mereka saat itu. Kita semua tahu bahwa Juve adalah tim yang paling banyak memperoleh scudetto di Italia, sampai tulisan ini dibuat belum ada satu tim Italia pun yang mampu menyamai rekornya. Bahkan sebentar lagi, Juve digadang-gadang akan menyandang bintang ketiganya.

Pada 2006 lalu Juve tersandung masalah dan harus menerima sangsi didegredasi ke seri B selama satu musim. Selama Juve berada di seri B, aku menjadi jarang membaca dan menonton bola lagi. Tapi satu hal yang tidak berubah, aku tetap mencintai tim ini dan sama sekali tidak pernah berhasrat untuk pindah ke lain hati. Selama di seri B Juve masih diperkuat beberapa pemain bintang yang masih loyal, walaupun sebenarnya banyak juga diincar tim-tim elit Eropa. Contohnya mas Alex, banyak tim papan atas Eropa yang berminat, namun kecintaan dan loyalitasnya kepada ‘Nyonya tua’ membuatnya enggan untuk hengkang dari Turin.

Meskipun hukuman harus ‘turun kasta’ dan bermain di seri B merupakan pukulan berat bagi Juventus dan fans-fansnya, tapi semuanya harus dilalui dengan tabah dan perjuangan keras. Hasilnya pun Juve bertengger di posisi paling atas seri B dengan mas Alex sebagai top scorernya. Setelah kembali ke seri A Juve tidak langsung kembali berjaya seperti sebelum bermain di seri B. Dua musim lalu berturut-turut Juve harus berada di peringkat ke-7. Untuk tim sekelas Juve, posisi ini sangat menyakitkan. Tapi dengan semangat juang ‘Nyonya Tua’ yang sangat luar biasa pada musim 2011-2012 dibawah asuhan om Antonio Conte, Juve kembali menunjukkan kelasnya sebagai tim papan atas di Eropa.

Perjalanan Juventus memang berat di setiap musimnya, terutama setelah bermain di seri B, tapi semangat juang Juve sangat luar biasa, pantang menyerah. Selama beberapa musim Juve sepi dari hiruk-pikuk sepak bola dunia, saya pun turut sedih tanpa mengikis cintaku pada ‘Nyonya Tua’. saya yakin, kejayaan Juve pasti kembali. Oleh sebab itu, saya tak pernah pindah ke lain hati (klub selain Juve), karena Juve selalu di hati.

[caption id="attachment_184729" align="aligncenter" width="640" caption="http://www.alessandrodelpiero.com"]

13355882601775089841

[/caption]

Pernah, aku merasakan kepedihan yang sangat mendalam ketika Juve kalah adu pinalti di final liga Champion lawan AC Milan. Aku betul-betul sedih dan gak bisa tidur sampai pagi. Waktu itu Juve dilatih oleh Marcello Lippi, pelatih berkelas yang berhasil membawa Italia juara dunia tahun 2006.

Kecintaanku pada ‘Nyonya Tua’ tak bisa tergantikan oleh tim mana pun, karena Juventus adalah cinta sejatiku. Selama “the king of Turin” Alessandro Del Piero masih berseragam hitam putih saya masih setia pada “Nyonya Tua’. Kalau mas alex harus hengkang, hatiku akan tetap untuk “Nyonya Tua”, karena mas Alex telah mengajariku arti kesetian dan loyalitas pada “Nyonya Tua.

Salam Juventini Jogja untuk Juventini Indonesia. Forza Juventus..!!

Twitter: @firmandaeva

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline