Lihat ke Halaman Asli

Replika Ketupat Pecahkan Rekor MURI

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Singkawang kembali mencatatkan diri dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Kali ini melalui replika ketupat akbar. Peluncuran dilakukan pada sabtu (4/9) dihalaman mess daerah. Ketupat berukuran  8,6 X 8 meter ini memecahkan rekor sebelumnya yang dibuat kabupaten Bandung dengan ukuran 7 X 7 meter. Penghargaan ini diserahkan oleh Triwidayati utusan dari museum rekor dunia Indonesia yang mewakili Jaya Suprana kepada Walikota Singkawang, Dr. Hasan Karman, SH, MM sebagai pemarakarsa. “Ini merupakan sebuah karya spektakuler yang ditorehkan Kota Singkawang  yang mana memecahkan rekor yang dibuat oleh Pemkab Bandung dengan ukuran 7 X 7 meter, dan rekor yang dibuat Kota Singkawang dengan ukuran 8,6 X 8 Meter ini tercatat di MURI sebagai rekor yang ke 4.472. Untuk pencatatan di MURI ada beberapa kriteria yang bisa dilihat yaitu PPUL (Paling, pertama, Unik dan Langka), dan untuk replika ketupat ini sudah masuk dalam kriteria tersebut,” Terang Triwidayati. Triwidayati berharap dengan beberapa rekor yang telah dibuat Kota Singkawang ini akan memacu masyarakat untuk terus berkarya. Dari catatan yang ditorehkan Kota Singkawang, sejumlah rekor pada MURI telah dilakukan beberapa kali di Kota Singkawang. Diantaranya, replika Naga Terbesar (Peringatan Tahun baru Imlek 2559/2008), Pemasanganan Lampion Terbanyak (Peringatan Tahun Baru Imlek 2560/2009), Pengenaan Pakian Kebaya Terbanyak (Peringatan Hari Kartini 2009), serta Lampion Terbesar dan Kue Keranjang Terberat yang pada awal tahun 2010 kemarin dilakukan pada rangkaian Perayaan Tahun Baru Imlek 2561. Walikota Singkawang, Hasan Karman dalam sambutannya mengatakan, pencatatan rekor Ketupat Akbar pada MURI dikaitkan dengan momentum menjelang peringatan Idul Fitri 1 Syawal 1431 Hijriyah atau Lebaran Tahun 2010. Alasan-alasan tersebut menjadi potensi yang sangat besar kepada Kota Singkawang dengan berbagai elemen masyarakat dan potensinya untuk berpartisipasi secara aktif mencapai harapan bersama pembangunan. “Tentu saja potensi itu menjadi alasan yang kuat untuk memperat persatuan, kesatuan dan tali persaudaraan atau silahturahmi antar sesama serta selalu menciptakan situasi yang kondusif,” Tambah Hasan Karman. (Hum)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline