Begitu banyak pertanyaan yang di lontarkan oleh sebagian masyarakat Sulawesi-Selatan tantang kinerja Ichsan Yasin Limpo selama menjabat sebagai bupati Kabupaten Gowa, utamanya dari segi prestasi dan pencapaiannya.
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya kalau kita mengenal lebih dekat sosok Ichsan Yasin Limpo terlebih dahulu. Karena jika kita belum mengenal beliau maka pertanyaan di atas pasti tidak akan terjawab.
Ichsan Yasin Limpo lahir di Makassar, 09 Maret 1961. Beliau adalah mantan Bupati Kabupaten Gowa 2 periode dan juga adik kandung dari Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo. Beliau adalah lulusan Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia dan Magister Hukum di Pasca Sarjana Universitas Muslim Indonesia.
Selama menjabat sebagai Bupati Gowa, beliau menaruh perhatian serius terhadap pendidikan dan kesejahteraan rakyat. Sebab kedua aspek tersebut adalah hal yang paling utama dalam membangun sebuah peradaban yang unggul.
Dengan memiliki luas 1883 kilometer, 18 kecamatan, dan 679 ribu penduduk, Kabupaten Gowa yang dipimpin oleh Ichsan Yasin Limpo telah melakukan kerjasama dengan 18 Universitas dan satu-satunya daerah yang telah menjalankan sistem pendidikan sesuai dengan amanah konstitusi UUD 1945 pasal 31 dan UU Sisdiknas.
Salah satu program unggulan dari Ichsan Yasin Limpo adalah SKTB (Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan). SKTB adalah sebuah pendekatan yang berupaya mengoptimalkan sistem pelayanan pendidikan dengan memaksimalkan semua komponen pembelajaran dan komponen manajemen sekolah secara efektif. Sistem SKTB mewajibkan setiap peserta didik untuk mengikuti pendidikan dasar. Tujuannya jelas, yakni memberikan pelayanan pendidikan secara maksimal kepada anak didik, agar mereka dapat belajar secara optimal.
Pada periode pertama Ichsan Yasin Limpo menjabat sebagai bupati, beliau sukses menerapkan sistem pendidikan gratis dari tingkat SD hingga SLTA agar tidak ada lagi masyarakat yang mengeluh tentang mahalnya pendidikan. Namun tidak hanya pendidikan gratis, beliau juga fokus untuk membentuk sekolah unggulan yang bertaraf Internasional.
Internasionalisasi pendidikan dasar di lingkungan pemerintahan Gowa ini, sangat berkaitan dengan program Punggawa D’Emba Education yang dicanangkan oleh Bupati Gowa, Ichsan Yasin Limpo untuk melakukan penajaman program pendidikan gratis.
Setelah sukses dengan program pendidikan gratis, memasuki periode kedua kepemimpinannya, sektor pendidikan mulai diarahkan ke peningkatan mutu dan kualitas agar setiap sekolah yang ada di Kabupaten Gowa mampu mencetak generasi muda yang unggul. Beliau juga berharap program pendidikan di Gowa mampu di adopsi oleh daerah lain di Indonesia.
Dari beberapa program pendidikan yang dibangun oleh bapak Ichsan Yasin Limpo mendapat banyak penghargaan, antara lain;
- Penghargaan Ki Hajar Dewantara dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah
- UNESCO Literacy Prize / Penghargaan Tertinggi Bidang Pendidikan dari UNESCO (2009)
- Penganugerahan Otonomi Award Kategori Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Pendidikan dari The Fajar Institute of Pro Otonomi / FIPO (2009, 2010, dan 2014)
- Anugrah Aksara Pratama / Penghargaan Program Penghapusan Pemberantasan Buta Aksara dan Program Pendidikan Non Formal dalam rangka Hari Aksara Internasional ke-40 dari Menteri Pendidikan Nasional (2005).
- Anugrah Aksara Madya / Penghargaan Peduli Percepatan Pemberantasan Buta Aksara dari Menteri Pendidikan Nasional (2006, 2007, dan 2009)
- Satya Lencana Wirakarya (Penghargaan Tertinggi Bidang Pendidikan) dari Presiden Republik Indonesia (2008)
- Penghargaan Peduli Pendidikan dari Gubernur Sulawesi Selatan (2006)
Tanda-tanda keberhasilan dari beberapa program pendidikan yang dicetuskan oleh bapak Ichsan Yasin Limpo itu terlihat pada tahun 2014 siswa dari Kabupaten Gowa yang lolos jalur undangan tanpa tes sebanyak 457 orang. Tentu saja ini adalah suatu kebanggaan bagi Kabupaten Gowa karena program yang selama ini dibangun oleh Bupati membuahkan hasil yang baik.