Lihat ke Halaman Asli

Kamaruddin Azis

TERVERIFIKASI

Profil

Keterbatasan Kapal Menghambat Distribusi Ikan yang Berlimpah di Anambas

Diperbarui: 30 September 2017   18:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nelayan mendaratkan ikan di Tarempa (foto: Kamaruddin Azis)

Ihwal kebijakan dan perizinan kapal angkut ikan jadi persoalan pelik bagi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Meski telah disosialisasikan dan diberikan kelonggaran melengkapi izin sejak awal tahun ini, namun banyak pelaku usaha belum puas. Padahal, ikan di laut Anambas sedang melimpah, nelayan dan pengusaha bisa tersandung jika kendala ini tak segera dibereskan.

***

PAGI menggeliat di Kota Tarempa. Pemandangan begitu indah terlihat dari lantai dua pasar. Di bahu Pasar Ikan, Adi, nelayan asal Desa Tebang, bergegas menurunkan ratusan ekor ikan kerisi dari lambung pongpong. Adi mengembang senyum. Kerisi-kerisi-nya akan berpindah ke toke pengekspor ikan.

"Kerisi ini ikan-ikan ekspor," katanya sebelum pamit mengangkat ikannya, (27/09). Ikan kerisi serupa ikan merah tetapi lebih besar, bisa 10 kali lipat ikan merah biasa.

Tidak jauh dari Adi, di dermaga lainnya, muncul Hendrik (24) yang memboyong satu persatu ember berisi ikan tongkol atau simbok tangkapannya. Pemuda ini harus menggunakan sampan kecil untuk menampung ikan tongkol dari pongpong-nya yang ditambatkan di laut kemudian mengayuh ke tepian pasar.

"Semuanya 167 kilogram," kata Aai sambil menghisap rokoknya, ayah Hendrik yang menerima uang dari Wahyuddin, toke langganannya. Harga simbok di Tarempa dijual 25 ribu perekor. Aai mengaku dari sekian berat ikan yang dia bawa, dia dapat sekitar 2 juta pagi itu.

Sepagi itu, Wahyuddin mengaku telah membeli ikan tongkol hingga 3 ton dan siap diberangkatkan ke Pemangkat, Kalbar. "Mungkin saya akan ikut juga ke Pemangkat," ujar Udin.

Jika Adi menjual ikannya ke Kim Fung, maka Hendrik dan Aai melegonya ke Udin alias Wahyuddin. Kedua pembeli ini bersebelahan di Kompleks Pasar Ikan Tarempa. Hendrik dan Adi adalah pemancing khas Tarempa. Hendrik menggunakan pancing berumpan cumi palsu, sementara Adi pancing khusus ikan karang.

"Dengan alat-alat seperti fish finder dan GPS, saya sekarang tahu titik di mana banyak ikan manyung (kuweh). Tapi karena harga murah, saya fokus di ikan kerisi saja. Berat di ongkos," ujar Adi yang mengaku melaut di titik sekira 120-180 mil dari pantai Tarempa.

"Ikan manyung harganya cuma 10 sampai 13 ribu per kilo, ditangkap pun menuh-menuhin kes ikan saja," imbuh nelayan pemilik pongpong berbobot tidak kurang 3 groston ini di salah satu kedai kopi samping pasar.

Di lantai Pasar Ikan Tarempa, ikan-ikan tongkol, cakalang, udang, teri, layang terhampar. Hanya ada satu-dua kerapu dipajang. Ikan kakap dan kerapu rupanya masuk pula target pengiriman ke Tanjung Pinang atau Batam lalu diekspor, karenanya tak banyak ditemukan di sini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline