Lihat ke Halaman Asli

Kamaruddin Azis

TERVERIFIKASI

Profil

Menteri Susi: Jangan Ada Lagi Sampah Plastik dan Bom di Natuna

Diperbarui: 10 Agustus 2017   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dibantu saat jalan (foto: Kamaruddin Azis)

Ada yang berbeda pada sambutan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kali ini. Dia terlihat penuh tenaga kala bicara di depan para pihak, termasuk nelayan di Selat Lampa, di kompleks pangkalan pendaratan ikan pada Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Natuna.

Meski jalan tertatih karena jemari kaki tergores batu cadas, dengan lantang dia memompa semangat para hadirin. 'Mulai sekarang, Natuna tidak lagi memunggungi laut! Laut beranda Natuna. Tidak lagi membom dan memotas ikan," begitu katanya.

Isyarat move on.

Sejauh ini, setidaknya sesuai pengalaman penulis pada beberapa momen bersamanya, tema sambutannya lebih banyak memberi penekanan pada argumentasi mengapa Pemerintahan Jokowi melalui KKP pantang mundur memberantas IUUF atau perikanan illegal, tak dilaporkan dan tak berizin. Pun mengurai jumlah kapal-kapal ikan yang ditenggelamkan hingga latar hasrat untuk menggalakkan aplikasi Global Fishing Watch belakangan ini.

Di Natuna, Susi tak berkicau perihal trawl, cantrang, dogol, potol, jogol, arat, lampara, atau berita pahit garam nasional.

Di naung Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Selat Lampa nan lempang, Susi menegaskan betapa pentingnya para pihak untuk bersama mengelola sumber daya perikanan di lautan Natuna. Dia meminta konsistensi dan kesungguhan. Nuansa sambutannya sungguh berbeda, setidaknya jika memeriksa kata dan pernyataan-pernyataannya yang persuasif, tentang perlunya alas kesadaran warga (Natuna) untuk sungguh-sungguh mencintai laut.

Pada beberapa sambutan seperti ketika berada di Pelabuhan Tenau Kupang pada tahun lalu, pada seminar Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia setahun sebelumnya (2015), pada acara Halal Bihalal ILUNI di minggu ketiga Juli 2017, atau pada penerimaan gelar Madonna Pinunggul dari Lembaga Adat Sunda akhir bulan lalu, Susi tak pernah lepas dari tema utama---pencurian ikan nelayan asing, IUUF dan valuasi kerugian ekonomi nasional karena garong ikan serta langkah-langkahnya meyakinkan negara tetangga.

***

Kunjungan Susi ke Natuna yang didampingi Dirjen Perikanan Tangkap Sjarief Widjaja, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP Zulficar Mochtar serta Bupati Natuna dan Wakil Bupati Natuna terasa istimewa sebab kondisi pembangunan kawasan SKPT yang menjadi salah satu perhatiannya, sebagaimana harapan Jokowi telah menunjukkan kemajuan nyata.

SKPT Natuna mulai beroperasi, setidaknya pada ruang cold storage, dimana saya juga ikut ke dalam. Terdapat pekerja dan ikan-ikan yang sedang diproses sebelum masuk pendingin.

Lebih dari itu, di sekitar kompleks SKPT geliat ekonomi perikanan mulai terasa. Kapal-kapal ikan antara 5 GT hingga 100an GT mulai terlihat. Investasi pengusaha ikan dari Tanjung Balai Karimun juga mulai jalan. Rumah makan dan kedai kopi pun ada. Listrik dan BBM pun tersedia apalagi terdapat pangkalan Pertamina yang telah melayani kebutuhan warga Natuna dari Lampa. Belum lagi fakta bahwa warga sekitar Selat Lampa seperti dari dan ke Pulau Tiga juga menggunakan pelabuhan sekitar lokasi SKPT. Kapal penumpang seperti KM Bukit Raya juga intens transit di Selat Lampa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline