Lihat ke Halaman Asli

Kamaruddin Azis

TERVERIFIKASI

Profil

Dilema Kelompok Nelayan di Kodingareng

Diperbarui: 19 Mei 2016   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Avengers siap beraksi (foto: Kamaruddin Azis)

“Sejak tiga tahun terakhir, terdapat beberapa indikasi positif yang mengarah pada keuntungan berlipat yang diperoleh penerima bantuan CCDP-IFAD—Sapta  Putra Ginting, Sekretaris Eksekutif PMO CCDP-IFAD

***

Pagi di Minggu tanggal 21 April 2016. Jarum jam menunjuk pukul 06.00 Wita ketika perahu Avengers milik Saharudding meninggalkan pantai Kodingareng Lompo, disusul Fighter, milik Roni, keduanya bergerak ke selatan. Sabrina yang diawaki Dg Pasang dan Rehan Utama milik Rusding membuntuti. Belasan perahu pemancing bergegas meninggalkan pulau. Pagi yang gaduh karena bunyi mesin bersahut-sahutan.

“Lima bulan terakhir, nelayan pancing di Pulau Kodingareng Lompo melaut dengan tenang. Hasilnya sangat bagus. Pengeboman ikan turun drastis karena Pak Hidayat,” kata Gaffar, warga Pulau Kodingareng Lompo, Kota Makassar saat ditemui di Pondok Informasi pulau tersebut malam sebelumnya.

Pak Hidayat yang dimaksudkan Gaffar adalah Kapolres Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) yang dikenal tegas menindak pelaku perikanan merusak seperti membom dan membius ikan serta pelaku trawl di sekitar perairan Spermonde atau perairan Makassar dan Pangkep. 

Kekhawatirannya beralasan pada berakhirnya tugas sang Kapolres karena mutasi ke Polda Jawa Barat. Di mata Gaffar, yang juga ketua Village Working Group (VWG) atau kelompok kerja desa/kelurahan ini, sejak Hidayat menjadi Kapolres, pelaku ilegal di laut putar haluan.

“Kompresor dan selang selam dinaikkan ke rumah, banyak yang pindah ke Luwuk Banggai menjadi parengge (purse-seine). Yang terbantu dengan penegakan hukum ini adalah nelayan pancing,” terang Gaffar yang dibenarkan Kahar, salah seorang anggota kelompok infrastruktur penerima bantuan Proyek CCD-IFAD atau Coastal Community Development International Fund for Agricultural Development (CCD-IFAD).

“Jumlah nelayan pancing di sini lumayan banyak,” lanjut Gaffar. Menurutnya, nelayan-nelayan ini telah berhimpun dalam wadah kelompok yang difasilitasi oleh tenaga pendamping lapangan (TPD) bernama Muhammad Idhan dan Ringo beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Kahar, bendahara kelompok Nusa Harapan, penerima bantuan untuk bidang infrastruktur yang bertanggung jawab menyiapkan proses pembangunan pondok kerja nelayan mengaku mulai mendengar lagi maraknya praktik pengeboman dan pembiusan ikan di sekitar perairan Kodingareng. “Mulai banyak lagi, sepertinya kembali seperti dulu. Hampir tiap hari kita dengar bunyi ledakan,” katanya saat dijumpai di pondok kerja nelayan.

“Harus ada tindakan dari aparat penegak hukum sebab ini akan mengganggu kelompok-kelompok nelayan yang telah dibantu oleh IFAD. Pendapatan mereka akan berkurang padahal baru saja mendapat bantuan usaha,” kata operator mesin desalinasi ini.

Kahar saat diwawancarai di pondok informasi (foto: Kamaruddin Azis)

Tetap Memancing
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline