Lihat ke Halaman Asli

Perjalanan Kedua

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

malam itu, terjadi perombakan rencana trip ke Rammang2. yang semula tanggal 27 agustus 2012 dimajukan sehari, jadi tanggal 26 agustus 2012. dan saya bersyukur untuk kejadian tersebut.

ini merupakan kali kedua saya menapakkan kaki di tempat eksotis tersebut. meskipun kemarin kaki saya keseringan tenggelam lumpur. kali ini benar benar menapak. kondisi kemarau merupakan berkah bagi pelancong yang ingin menikmati sensasi terjepit diantara celah celah batu kapur yang sebagian tajam dan berduri. cela celah sempit yang menggoda kata @blu33motion. sedikit saya bercerita tentang geografis Rammang - rammang. kabupaten Maros, Dusun Rammang-Rammang Desa Salenrang Kecamatan Bonto. Karst Maros merupakan gugusan tebing cadas menjulang tinggi ke langit dan terbentang seluas 43.750 Ha dan Kawasan Karst Maros sendiri terbentuk oleh batuan gamping ribuan tahun lalu. berada di sebelah utara, sekitar 40 kilometer dari Kota Makassar dan jika kamu dari arah kota Makassar melewati jalan trans Sulawesi. maka menegoklah kekanan saat kamu sudah sampai di Maros. sangat eksotis dari kejauhan. Area Karst sendiri terdiri dari kawasan Batu batu raksasa yang dikelilingi sawah, dan ada juga yang berada dibelahan sungai kecil dengan tebing - tebing lurus menjulang kelangit. Dua area tersebut sama – sama indahnya dan aksesnya untuk sekali jalan - jalan bisa menikmati 2 lokasi. tapi dua kali kami menapak kesana, kami gagal menyusuri dari sisi sungai. kami dipandu oleh Irfan, dan diikuti 2 orang bocah yang mungkin adiknya, ini kali kedua kami ( rombongan @jalan2seru_mks ) dipandu olehnya. keindahan kawasan itu langsung menghipnotisku. dan kemarau sehabis panen membiusku dengan bau-nya yang mengantarkan masa keciku di suatu desa yang sudah lama tidak ku kunjungi. celah demi celah kami lewati, dari kegelapan goa, dan cahaya matahari yang malu - malu. dari tanah yang lembab, dan karang karang yang berduri. lelah setelah menunggangi Revy terbayarkan oleh wangi keceriaan yang merasuk jauh menusuk hingga alam pikiran yang tidak berbatas. tiada keceriaan selain kearaban yang menjadi kembalian dari setiap Trip - trip aneh kami. mungkin mereka diluar sana berkata, berhenti melakukan hal - hal bodoh didalam sana. tapi kami tidak perduli, kami rela menaruh nyawa kami di puncak batu batu karang yang sangat tajam. bernaung didalam goa dengan segelas kopi, walaupun hanya kopi Instan. dan menghirup debu debu jerami yang hangus terbakar matahari terik. menurut saya, semua iu bukan hal Luar biasa yang bisa dilakukan oleh manusia. karena entah dimasa yang mana, nenek moyang kami melakukan hal yang mungkin lebih ekstim dari hanya sekadar memanjat tebing yang tajam. setelah dari celah tebing yang cadas, menyusur dari sungai adalah tujuan kedua. tapi lagi - lagi gagal, perjalanan kami lanutkan ke taddeang, disungai kam membersihkan diri dan bercengkrama dengan suara arus sungai yang sangat sayup. diperjalanan pulang, sekadar mengisi perut di warung tanpa nama. kami sepakat dengan sedikit memaksa kepemilik warung ( Hehehe ) untuk menamakan warung itu dengan JJS ( warung Jalan - Jalan seru)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline