Lihat ke Halaman Asli

Mengapa "Kartini"?

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

dokumentasi twit dari akun @dgrusle sebagai balancing dan obat anti lupa buat rekan - rekan pembaca


@dgrusle Jadilah Perempuan Indonesia, bukan sekadar menjadi "Kartini".


@dgrusle Kartini memang "harum" namanya, trlebih krn bantuan Abendanon, sahabat penanya. Tp dia tak mesti jd putri sejati Indonesia, msh byk yg lain


@dgrusle Hingga hari ini tak pernah ditemukan surat2 asli #Kartini yg diterbitkan itu. Hanya dokumen salinan yg diolah oleh JH Abendanon


@dgrusle Beberapa riset ttg dokumen asli surat #Kartini selalu membentur tembok gelap. Bahkan, hidup JH Abendanon sendiri tak kalah misterius


@dgrusle #Kartini, pd kenyataannya, juga bersedia dijadikan istri keempat Bupati Rembang K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat


@dgrusle Menjadi istri keempat, yg berarti membiarkan poligami, sejalan dgn semangat emansipasi dan feminisme sebagaimana stigma pd #Kartini ?


@dgrusle Semasa hidupnya, #Kartini sangat akrab dengan kalangan Belanda, bahkan ia lbh dianggap sbg “orang Belanda” ketimbang pribumi


@dgrusle Jk rujukannya kpeloporan pendidikan,#Kartini bukanlah orangnya. Meski merintis pnddkn perempuan priyayi,takpernah mendirikan sekolah formal


@dgrusle Dewi Sartika tokoh perempuan Sunda asal Bandung, Jawa Barat merintis pendidikan perempuan sejak 1902, lebih dulu ketimbang #Kartini


@dgrusle Siti Aisyah We Tenri Olle perempuan Bugis penguasa Tanete mendirikan sekolah rakyat yg lebih dahulu 1890an daripada #Kartini dan Sartika

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline