Ini Lokasi Ngabuburit Favorit Bang Nur Tempo Doeloe. Saat ditanya di mana lokasi ngabuburit favorit? Awalnya sempat bingung, sebab kata tersebut masih asing di telinga, ngabuburit itu apa sih?
Harap maklum. Sebagai kaum urban dari luar Pulau Jawa kemudian bermukim di perkotaan seperti Kota Metropolitan Jakarta, tentu perlu penjelasan lebih jauh mengenai apa itu ngabuburit?
Itu Bang Nur rasakan dan alami, ketika pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta era 1980-an, sebagai kaum "muhajirin" dari "Kota Daeng" Makassar, Sulawesi Selatan.
Dari pergaulan sehari-hari di Jakarta dan juga mencari literatur kemana-mana, pelan-pelan akhirnya dapat juga penjelasan dari apa yang dimaksud ngabuburit itu. Ini pun ada kontroversi, apakah dari bahasa Jawa apa Sunda?
Literatur pertama yang Bang Nur temukan, kata "ngabuburit" disebutkan berasal dari bahasa Jawa, yaitu "ngabubur" yang artinya adalah "menunggu berbuka". Berbuka yang dimaksud, tentu berbuka puasa di bulan Ramadan.
Namun berbeda lagi menurut pakar bahasa Sunda Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Dr. Gugun Gunardi, M.Hum dikutip dari unpas.ac.id website resmi Universitas Pasundan, Bandung, Jawa Barat.
Menurutnya kata "ngabuburit" dalam bahasa Sunda berarti "ngalantung ngadagoan burit" atau bermain sambil menunggu waktu sore. Waktu ini, katanya, biasanya antara usai salat asar hingga sebelum matahari terbenam.
Tapi tidak apa-apa. Mereka tentu punya alasan dan dasar hingga mengklaim asal muasal dari kata ngabuburit itu. Namun secara umum, bahwa "ngabuburit" atau "mengabuburit" itu adalah kegiatan menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan.
Kegiatan ngabuburit ini dapat berupa banyak hal, seperti jalan-jalan, bermain, bercengkerama, mencari takjil gratis, mendatangi pasar kuliner atau menghabiskan waktu di taman.