Arus Balik Dengan Makanan Lebaran "Penuh Kehangatan"
Di luar rumah, arus mudik mulai berganti dengan arus balik. Yang kemarin mudik ke kampung halaman, hari ini mulai kembali lagi balik ke perantauan.
Sementara di dalam rumah, "penghuninya" ikut berganti musim. Hidangan menu lebaran yang kemarin dihidangkan di atas meja makan dan menggairahkan serta menggiurkan, hari ini penuh dengan "kehangatan".
Kenapa?
Kata istri saya, Coto Makassar, ketupat dan burasnya sudah mulai "dingin". Perlu "kehangatan". Semua dihangatkan lagi. Dipanasin lagi. Biar ketika disantap, semuanya kembali hangat hehehe....
Alhamdulillah sih. Selama ini istri di rumah tidak pernah beli kue lebaran, jarang beli makanan jadi di luar kecuali kepepet karena tidak sempat masak. Tapi semuanya, dari kue lebaran hingga masakan sehari-hari, diolah sendiri.
Kisah keseruan istri membuat kue dan mengolah makanan di rumah, sudah saya tulis di Kompasiana dengan judul: Tradisi Keluargaku Membuat Kue Lebaran
Dapur di rumah rasanya tidak pernah sepi. "Klontang-klentong" suara peralatan dapur saling beradu. Tumpukan piring kotor dalam sekejap juga sudah "kinclong" lagi.
Sampai-sampai putra sulung kami, Akbar, yang sudah berkeluarga dan pisah rumah, mengaku terus terang, bilang begini:
"Mau nginap di rumah Mama ah, sekalian bawa istri dan anak, kumpul berlebaran. Kangen mau lihat Mama mondar-mandir dengan kesibukannya di dapur hehe...".