Lihat ke Halaman Asli

Nur Terbit

Pers, Lawyer, Author, Blogger

Emak-emak 'Pejuang' Minyak Goreng

Diperbarui: 10 April 2022   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Emak-emak "pejuang" minyak goreng sedang antre (foto istimewa/dok Nur Terbit)

"Hiduplah seperti minyak goreng. Ketika harganya direndahkan, dia memilih untuk menghilang"

Kisah Emak-emak 'Pejuang' Minyak Goreng. Apakah ini fenomena lama akibat langka dan mahalnya minyak goreng kemasan, juga banyaknya yang nimbun?

Sampai saat ini terutama di bulan Ramadhan, emak-emak "pejuang minyak goreng" di daerah-daerah terlihat masih setia antre minyak goreng curah. 

Berikut ini saya sebagai Kompasianer berkelamin bapak-bapak, galau juga saat mencatat beberapa kesibukan emak-emak di daerah yang masih setia antre minyak goreng curah. 

Kisah dramatis ini, saya olah dari sejumlah pemberitaan media dan curhatan para emak-emak. Baik emak tetangga, maupun emak teman setia bapak di rumah.

 Sopir truk di Makassar Sulsel, ikut menyuarakan kegalauan emak-emak (foto istimewa / dok Nur Terbit).

Diawali kisah ini di Sulawesi. Saat ini harga minyak goreng curah di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Sulawesi Barat, dijual pada kisaran harga Rp15.500 per liternya.

Ini jauh lebih murah dari harga minyak goreng kemasan yang harganya sudah menyentuh angka Rp30.000 per liter di Polewali Mandar.

Ini di Kota Bekasi, Jawa Barat, antre BBM pasca harga Pertamax naik, Pertalite menghilang dan Premium dihapus (foto : Nur Terbit)

Emak-emak di Polewali Mandar, kampungnya almarhum Baharuddin Lopa, mantan Jaksa Agung ini, memperebutkan 9 ton jatah minyak goreng curah di provinsi baru hasil pemekaran dari Sulawesi Selatan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline