Lihat ke Halaman Asli

Nur Terbit

Pers, Lawyer, Author, Blogger

Jangan Ngaku Pancasilais Kalau Belum Pernah Ditatar P4

Diperbarui: 4 Juni 2021   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Piagam peserta Penataran P4 (foto dok Nur Terbit)


PENATARAN P4 CALON PENATAR

Sekitar Juli 1988, atau 33 tahun lalu, saya mengikuti penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) Tingkat Nasional Pola Calon Penatar Bagi Ormas Angkatan LXXIX. 

Penataran berlangsung di kantor Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP-7) Pusat, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat.

Di gedung yang kini jadi satu dengan kantor Kementerian Luar Negeri tersebut, peserta dari seluruh Indonesia ditatar selama 20 hari. Dimulai dari 21 Juni - 11 Juli 1988. Piagam Penatarannya ditandatangani Kepala BP-7 Pusat, saat itu dijabat Bapak Oetojo Oesman, SH.

Sebagai wartawan Harian Terbit (ketika itu), saya mewakili organisasi profesi (ormas) dari Persatuan Wartawan Indonesia DKI Jakarta (PWI Jaya). Walau untuk pertama kali ditatar, eh langsung ikut sebagai peserta calon penatar tingkat nasional. Keren kan...

Angkatan saya waktu itu antara lain, Pak Syamsudin, ketika itu masih anggota DPR dari Fraksi ABRI (sekarang TNI), juga sekaligus ketua kelas kami di tempat penataran. Beliau selain Ketua Fraksi ABRI DPR-RI era Soeharto, juga mantan pejuang Timor-Timur

Jadi kalau ada orang -- yang belakangan teriak-teriak dan mengaku..."Saya Pancasila!!.." -- ya, saya sih gak heran. Malah curiga. Apakah Anda sudah pernah ikut penataran P-4? Mana piagam Anda? Jangan-jangan cuma .....ah sudahlah! 

ERA SOEHARTO SANGAT MASIF

Sumber : Karikatur Mice Cartoon (dok Nur Terbit)

Ada cerita menarik dari Wakil Ketua MPR Mahyudin. Dulu katanya, saat baru masuk kuliah, mahasiswa baru diberi Penataran Pancasila selama 100 jam atau dua pekan. 

"Dulu yang mengkoordinasi Penataran Pancasila adalah BP7," kata Mahyudin, di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/10), seperti dikutip Republika.co.id

Namun sayang, katanya, di awal reformasi BP7 dibubarkan. Akibatnya, Penataran Pancasila tidak ada lagi. Pembubaran BP7 karena pada masa Orde Baru banyak ditengarai Pancasila dijadikan alat kekuasaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline