BANYAK orang terutama di antaranya seniman dan pujangga, melahirkan karya-karya yang viral, hits, fenomenal dan melegenda karena berangkat dari gejolak kehidupan mereka.
Beberapa contoh di sini bisa disebutkan. Misalnya, bagaimana sejumlah tokoh berhasil menulis buku dan karya legendaris, justeru saat dia di dalam penjara.
Antara lain : Bung Karno (proklamator Soekarno) menulis karya besar saat di pengasingan, Pramudya Ananta Toer dengan sejumlah karyanya di dalam sel penjara. Atau pengacara senior OC Kaligis, produktif menulis buku-buku bertema hukum, justeru saat dia berada di balik jeruji besi "terungku" alias lembaga pemasyarakatan (lapas).
Begitu juga wartawan tiga jaman Muchtar Lubis dengan "Catatan Subversi-nya, Buya Hamka dengan buku tafsirnya, Arswendo Atmowiloto yang "Menghitung Hari" dan "Abal-Abal"-nya saat di Cipinang dan banyak lagi yang lain.
Bagi saya, situasi seperti apa pun, sebenarnya bisa membuat proses kreatif kita bisa muncul kemudian menjelma menjadi produktif dan kaya dengan gagasan. Entah itu di saat senang, sedih, patah hati, berlibur, atau malah ketika sedang tertekan. Semuanya bisa sebagai pemicu awal.
Sebagai orang yang berlatar belakang orang media (wartawan), maka menulis adalah salah satu cara melampiaskan gejolak kehidupan yang saya alami itu dalam satu karya tulisan. Syukur-syukur menjadi buku, meskipun hanya sekedar kumpulan tulisan.
MENULIS SAMPAI TUA
Walaupun sudah jarang turun ke lapangan, saya usahakan tetap menulis. Menulis apa saja. Di mana saja. Nitip di media yang di kelola bersama teman. Terutama media online. Juga, di media meanstrem format digital. Honornya lumayan pengganti paket internet.
Belakangan di musim pandemi COVID-19 ini, mulai lebih bergairah lagi menulis. Maklum lebih banyak di rumah. Paling tidak, mengumpulkan tulisan lama yang berserak, dan menuliskannya kembali untuk dijadikan buku. Menjadi buku fisik, atau digital. Populer dengan sebutan e-Book.
Pokoknya tetap harus menulis. Minimal ya menulis di media sosial seperti blog, FB, atau berlatih membuat video reportase "ala-ala" jurnalis TV di YouTube. Biar kelihatan tetap eksis, meski usia sudah tuir, out off date.