Lihat ke Halaman Asli

Nur Terbit

Pers, Lawyer, Author, Blogger

Stop Kekerasan terhadap Wartawan

Diperbarui: 19 November 2018   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi (foto dok pribadi/gaper fadli)

Stop ! Kekerasan terhadap wartawan. Stop kriminalisasi pers. 

Membaca berita penganiayaan yang berakhir dengan kematian dari sejumlah wartawan, kita semua jadi miris dan tentu saja prihatin. Kini terulang kembali terjadi peristiwa pembunuhan terhadap wartawan.

Kita tiba-tiba dikejutkan oleh penemuan mayat dalam drum plastik, di Bogor, Jawa Barat -- yang kebetulan korban adalah berprofesi wartawan. Almarhum bernama Dafi. Beritanya DI SINI

Semula korban dikabarkan alumni FISIP Universitas Indonesia, tapi teman-temanya "meluruskan" bahwa yang bersangkutan adalah alumni Universitas Muhammadiyah. 

Itu sebabnya korban terakhir dikabarkan bekerja sebagai wartawan di Televisi Muhammadiyah (TvMU). Sebelumnya ada yang menyebutkan Dufi pernah bekerja sebagai wartawan media cetak, koran Rakyat Merdeka.

Dafi, wartawan Bogor korban pembunuhan | https://hukum.rmol.co

Sebelumnya ada Yusuf, di Kalimantan, tewas mengenaskan yang diduga terkait dengan berita yang ditulisnya. 

Atau di luar negeri,  ada nasib mengenaskan menimpa wartawan Jamal Kashoggi. Jurnalis dari Turki ini, diduga dikeroyok -- yang berujung kematian dan cukup lama baru terungkap -- oleh oknum petugas kantor Kedubes Saudi Arabia, yang ada di Turki.

Nasib Yusuf di Kalimantan sendiri, selain mengenaskan, juga menggemaskan saya sebagai jurnalis. Itu karena berita yang ditulis Yusuf, dianggap bukan produk jurnalistik. Medianya belum berbadan hukum, jadi dianggap media abal-abal dan "wartawan" tidak jelas. Wow... tragis.

Kisah Jamal Kashoggi dari Turki, Yusuf dari Kalimantan dan Dufi dari Bogor, mengingatkan kita kepada peristiwa serupa yang dialami sejumlah wartawan di tanah air tercinta ini.

Masih ingat nasib jurnalis Indonesia Udin Bernas? Almarhum adalah wartawan dari koran Harian Bernas Jogyakarta.

Pria bertubuh tambun dan brewokan ini, tewas terbunuh. Kasusnya masih gelap hingga ini. Namun diduga kekerasaan yang dialami warga Bantul ini, karena menulis berita miring tentang bupati di daerahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline