[caption caption="Sate ayam salah satu menu favorit saya (foto Nur Terbit)"][/caption]
Komunitas blogger yang tergabung dalam "Kompasianer Penggila Kuliner" disingkat KPK, kembali menggelar acara "gerebek" ke lokasi yang menyajikan berbagai kuliner. Kali ini ke "Festival Kuliner Ngabuburit" di La Piazza, kawasan Sentra Kelapa Gading, Summarecon, Jakarta Utara.
Sesusai namanya "ngabuburit" di bulan Ramadan, maka yang hadir di sinj adalah sebagian besar orang yang datang memanfaatkan waktunya untuk menunggu beduk Magrib. Meski, tentu saja tetap ada saudara kita yang non-muslim, hadir sebagai penggila kuliner berburu menu lezat di Nusantara dan dari Timur Tengah.
Setidaknya ada sejumlah 49 tenant makanan yang ada di lokasi. Ke-49 tenant tersebut, sengaja menyajikan beragam menu lezat dari berbagai daerah di Indonesia maupun Timur Tengah.
Dari 49 tenant makanan tersebut, ada sejumlah menu lezat yang menjadi andalan. Di antaranya Nasi Goreng Rempah Mafia, Buntel Polaris Khas Solo, Woku, Mie Atjeh, Rawon Merah Surabaya, hingga berbagai menu lezat khas Timur Tengah seperti Nasi Kebuli dan Kambing Guling, Yala Middle East, Martabak Mesir, Roti Prata dan aneka kurma. Segarnya minuman dingin juga tersedia antara lain Es Campur Jelly Acen, Es Kelapa Muda Butir, dan Eskimo Es Krim. M
Yang unik, pengunjung disediakan loket di pintu masuk sebagai tempat untuk menukar uang mereka dengan alat transaksi khusus, yakni berupa uang plastik.
Uang plastik berbentuk kartu ATM ini kemudian digunakan pengunjung sebagai pengganti uang jika melakukan pembelian di lapak kuliner yang disenangi. Satu kartu senilai Rp 50.000. Jika belanja jajan kuliner masih lebih dari harga kuliner yang dibeli, maka akan terpotong langsung dari kartu tadi. Sebaliknya resiko yang bersangkutan untuk menarik sisa kekurangannya dari dompet sendiri, jika belanjaannya melebihi nilai kartu. Jadi cek dulu ada berapa saldo kartu Anda sebelum membeli.
Saya sendiri cuma memesan sate ayam dan lontong sayur. Cukup satu kartu pembelian bernilai Rp 50.000 itu, masih juga ada kembalian dari sate ayam dan lontong seharga Rp 32.000 untuk masing-masing satu porsi. Sisa Rp. 18.000 kami habiskan untuk membeli minuman dingin. Untuk mencoba menu lain, saya kompromi dengan blogger Kompasianer lain yang memesan kuliner kesukaannya. Dari sini kita bisa saling mencicipi pilihan menu lezat masing-masing.
Untuk mengetahui profesi maupun dari komunitas mana pengunjung festival kuliner ini, bisa dilihat dari perilaku mereka mengadapai makanan pesanannya. Contohnya para blogger Kompasianer. Semua menu buka puasa yang mereka beli, kemudian digelar di atas meja panjang. Selanjutnya "upacara ritual" gaya blogger pun digelar. Semua menu di atas meja, difoto satu persatu. Biasa, untuk postingan di media sosial sambil mejeng depan makanan. Jiiaaah...
Yang gemar membuat video blog, juga tak membuang peluang langka ini dan segera "mengoceh" depan menu lezat pilihannya. Blogger tipe "food writer" ini lalu mem-video-kan diri mereka, disorot kamera smartphone miliknya.