Lihat ke Halaman Asli

Nur Terbit

Pers, Lawyer, Author, Blogger

Pengalaman Meliput di Penjara (1), Eh Hasil Liputannya Meraih Juara

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13563229821391262334

[caption id="attachment_216259" align="aligncenter" width="477" caption="Klipping koran yang memuat berita juara lomba karya tulis dengan cerita soal aktivitas di balik jeruji besi penjara (foto: koleksi pribdi) "][/caption] [caption id="attachment_216239" align="aligncenter" width="300" caption="Tropi pemberian Kwarnas Pramuka sebagai juara I dari tulisan saya meliput di Penjara Cipinang (foto: kKoleksi pribadi) "]

1356319281569734587

[/caption]

Para Kompasianer yang yang terhormat. Ini adalah lika-liku pengalaman saya sebagai wartawan meliput di penjara, tepatnya di Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang, Jakarta Timur. Barangkali ada gunanya bagi yang membaca artikel ini.

Yang pasti bagi saya pribadi, termasuk anggota keluarga, sungguh banyak “gunanya” dari hasil yang saya peroleh dari tulisan ini. Itu tentu saja, setelah berkunjung ke penjara – sekarang diperhalus dengan sebutan rumah tahanan (rutan) atau LP (lembaga pemasyarakatan).

Kenapa? Karena karya tulis saya ini – yang semula saya beri judul "Melongok Kiprah Pramuka di balik Jeruji Besi" kemudian dimuat di Harian Terbit, Jakarta, edisi tanggal 18 Mei 2011, ditetapkan oleh dewan juri sebagai juara I Lomba Karya Tulis Kepramukaan bagi wartawan dan umum yang digelar memperingati HUT ke-50 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

[caption id="attachment_216245" align="alignnone" width="720" caption="Benner HUT Pramuka. Dari sini mengnspirsi saya "]

1356319937783230787

[/caption]

Terus terang, saya tidak menyangka kalau tulisan itu mengungguli 62 karya tulis yang sebelumnya dimuat pada media cetak dan media online. Tulisan “melongok ada apa kegiatan di balik jeruji besi” itu mendapatkan  nilai 250 dari dewan yuri.

Mau tahu hadiahnya? Masya Allah, saya bisa pulang kampung bolak-balik Jakarta-Makassar, Makassar-Jakarta dengan pesawat terbang sambil memboyong anggota keluarga, tentu saja berikut ole-olenya hehehe…

Coba saja. Dengan keputusan dewan yuri itu, saya sebagai pemenang berhak mendapatkan trofi tetap, piagam penghargaan dan uang tunai sebesar Rp 7,5 juta.

“Pokoknya ini kejutan bagi Bang Nur, harus datang sendiri mengambil hadiahnya , ya," kata Kepala Humas Kwarnas Pramuka, Saiko Damai melalui komunkasi telepon, sehari sebelum penyerahan hadiah.

Adapun hadiahnya diserahkan Ketua Kwarnas Pramuka, Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH di lapangan Gadjah Mada kompleks Pusdiklatnas, Cibubur, Jakarta Timur. Rencana semula tapi batal, malah mau diserahkan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara bersamaan upacara bendera 17 Agustus.

Itulah pertama kali Kwarnas Pramuka menggelar lomba karya tulis -- yang hadiahnya diberikan bersamaan dengan pemberian penghargaan bagi anggota Pramuka berprestasi di seluruh Indonesia.  Sayangnya untuk HUT ke-51 tahun 2012, gak digear lomba lagi. Ayo dong Kwarnas Pramuka bikin lomba lagi !!! (Itu sih mau saya, habis lumayan hadiahnya hehehe..)

[caption id="attachment_216241" align="alignright" width="300" caption="Kenangan ketika menerima hadiah dari Kakwarnas Pramuka, kak Azrul Azwar (foto: koleksi pribadi)"]

13563195531569292098

[/caption]

PERSIAPAN

Sewaktu mempersiapkan tulisan tersebut, terus terang saya termasuk orang yang beruntung. Kenapa? Karena saat itu belum ada larangan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (Menkum HAM), yang ketika itu dijabat Patrialis Akbar.

Pak Menteri KumHAM ini mengedarkan surat perintah ke semua Lapas, Rutan, LP  yang tidak mengizinkan pers, wartawan, untuk melakukan wawancara dengan narapidana maupun pengelola Rutan maupun Lapas seperti sekarang ini. Larangan tersebut sampai tulisan ini saya ketik ulang, belum dicabut.

Maski termasuk beruntung belum terkena larangan Menkumham, namun sempat juga ditolak oleh pihak Rutan Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, tempat para narapidana dilatih Pramuka. Surat permohonan wawancara dari Harian Terbit yang sudah diajukan, harus menunggu jawaban dari Dirjen Lapas, Kementerian Hukum dan HAM. Tapi seminggu kemudian, akhirnya bisa diizinkan.

Kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Segera masuk ke Rutan mengumpulkan data dan wawancara dengan petugas dan para narapidana. Saya pikir ini pasti menarik ada narapidana dilatih Pramuka. Eh ternyata memang tulisan itu terpilih sebagai juara, sekaligus sebagai hadiah ulang tahun dan bingkisan lebaran (waktu menerima hadiah kebetulan bulan puasa) bagi saya. Soalnya saya lahir di Makassar, 10 Agutus, satu tahun lebih tua dari tanggal berdirinya Pramuka. Kenapa gak janjian aja ya lahirnya? hehe..

[caption id="attachment_216243" align="alignleft" width="300" caption="Para juara berpose sejenak setelah penyerahan hadiah. Saya paling kiri (foto: koleksi prbadi)"]

1356319775627399824

[/caption]

Selain saya yang beruntung sebagai juara, dewan juri beranggotakan Untung Widyanto (wartawan Koran Tempo) sebagai ketua, Warief Djajanto Bassorie (Lembaga Pers Dr Soetomo), Nanang Junaedi (Praktisi Humas) juga memutuskan juara II adalah karya I Komang Adi Putra, wartawan Pewarta Indonesia.com, Denpasar Bali dengan nilai 246 berjudul "Sedikit Bukan Berarti Gak Eksis" terbit tanggal 9 Juli 2011.

Sedangkan juara III hasil karya Ganar Aditya dengan judul "Satu Pramuka Untuk Pemberdayaan Perempuan Indonesia" yang terbit 8 Juli 2011 di Harian Medan Pos, Medan Sumut. Mereka mendapatkan tofi, piagam penghargaan dan uang tunai masing-masing Rp 5 dan 3 juta.

Selain lomba karya tulis, ditetapkan juga juara lomba foto kepramukaan dari 159 foto yang dinilai, masing-masing juara I Sugede S. Sudarto dari Solo dengan judul "Ikatan Bathin", juara II  Rafly Rinaldy dari Jakarta dengan judul "Benderaku", juara III Anis Efizudin dari Temanggung, Jawa Tengah.

Para pemenang mendapatkan trofi, piagam penghargaan dan uang tunai masing-masing untuk juara I Rp 5 juta, juara II Rp 3 juta, juara III Rp 2 juta. Juri lomba foto Dicky Suryadi (Andalan Pramuka), Lasti Kurnia (Wartawan/Fotografer Harian Kompas), IGN Liliek (pewarta foto).

Nah, bagaimana cerita para narapidana Rutan Cipinang itu dilatih baris-berbaris sebagai anggota Pramuka? Saya akan ceritakan tersendiri di tulisan berikutnya. Dijamin seru (bersambung)

Salam

Nur Terbit

"Teruslah menulis lama-lama bisa jadi buku"

http://aliemhalvaima.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline