SALAH satu dimensi kemampuan seorang seniman yang juga harus melekat pada kalangan guru, adalah kemampuan menghibur. Karenanya, seorang guru juga harus mampu menjadi penghibur bagi semua peserta didiknya di dalam kelas. "Salah satu indikator keberhasilan belajar di kelas, adalah suasana kelas yang gembira dan menyenangkan," kata pakar pendidikan, Kusumo Suryoharjuno, usai berbicara pada Workshop dan Seminar Ice Breaker yang digelar Prima Edutama, Minggu (8/4). [caption id="attachment_170500" align="alignright" width="300" caption="Kak Kusumo Suryoharjuno in action "][/caption] Selain Kusumo Suryoharjuno, juga tampil berbicara Wijaya Kusumah (Om Jay), pemerhati pendidikan dan penulis buku 'Menjadi Guru Tangguh Berhati Cahaya". Workshop berlangsung di @HOM Hotel, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Menurut Om Jay, banyak guru yang tidak bekerja dengan hati, tapi lebih mengejar materi. Padahal Indonesia perlu guru tangguh berhati cahaya yang mau bekerja dengan hati, ikhlas, pantang mengeluh, dan mau belajar sepanjang hayat. Sedang Kusumo melihat guru adalah profesi yang unik. Hampir semua dimensi kemampuan harus melekat pada guru. Seorang guru harus mampu menggunakan otak kiri dan kanan secara proporsional, persis seperti ‘holistic brain’. Profesi guru juga sebagai seniman tingkat tinggi. "Dalam kamus Wikipedia kata seniman berarti istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni," kata pria dari Surabaya ini. Seorang guru, kata Kusumo, harus mampu menjadi seorang penghibur di kelas. Guru juga harus memiliki banyak cara dalam memecahkah kebekuan dan kejenuhan siswa dalam mengikuti proses belajar. Hal itu bisa dilakukan dengan aktivitas ringan dan singkat yang bisa di selipkan dalam proses belajar mengajar. Aktivitas tersebut bisa berupa games, senam otak, dan Ice Breaker. Banyak gerakan yang bisa diterapkan untuk dapat mengusir kejenuhan siswa dan merangsang kerja otak kanan siswa. [caption id="attachment_170501" align="alignleft" width="300" caption="Wijaya Kusumah (Om Jay) dengan peserta seminar"]
[/caption] TANGGAPAN PESERTA Pelaksana workshop, Suparjan HR Kartono dari Prima Edutama Event Organizer mengatakan, kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya berupa pelatihan pengenalan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)EO yang bergerak di bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi para guru. Pada seminar kali ini juga dibagikan buletin "Jendela Pendidikan" edisi perdana yang terbit setiap bulan. Menurut Suparjan, Prima Edutama Event Organizer, sebuah EO yang bergerak di bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi para guru. Pada seminar kali ini juga dibagikan buletin "Jendela Pendidikan" edisi perdana yang terbit tiap bulan. Visi dari buletin ini, kata Suparjan, sebagai sumber informasi dalam bidang pendidikan yang mampu berperan meningkatkan kompetensi guru. Misinya menampung berbagai tulisan, berita ataupun liputan kegiatan pendidikan, menyebarluaskan hasil penelitian para guru. "Sedang tujuan bulletin ini untuk menyebarluaskan informasi kependidikan yang bermanfaat bagi pengembangan kemampuan pedagogik para guru, sebagai wadah menyumbangkan ide dan gagasan dalam bidang kependidikan, menumbuhkan kebiasaan menulis para guru," kata Suparjan. Oke deh.... selamat untuk para guru, Kak Kusumo, Om Jay, Pak Parjan dan semua pengurus Prima Edutama. Maju terus dunia pendidikan... salam, NAH http://aliemhalvaima.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H