MENIKMATI air panas Ciparay dan air terjun (Curug Cigamea), sungguh mengasyikkan. Kedua fasilitas yang ada di obyek wisata yang letaknya di sebelah barat Kota Bogor -- atau di sekitar kaki Gunung Salak ini -- makin lengkap terasa saat diselingi santap malam dengan ikan bakar yang dihidangkan di vila, tempat kami menginap. Suasana dingin pelan-pelan berangsur-angsur mulai mengakrabi badan. [caption id="attachment_157984" align="alignright" width="300" caption="Gunung Salak siang hari (ilustrasi : Google)"][/caption] Ya, acara touring yang baru pertama digelar ini, dari awal diharapkan bertujuan memperkuat tali silaturahmi, kekompakan dan keakraban untuk meningkatkan semangat kerja. Jajaran Harian Terbit Jakarta yang juga diikuti karyawan PT Metro Pos (tempat kami mencetak koran), memilih lokasi itu untuk menghabiskan liburan Imlek pada 22-23 Januari 2012 lewat dengan acara "Fun Touring Harian Terbit 2012". Dengan mengendarai sepeda motor, sebanyak 50 wartawan dan karyawan turut dalam kegiatan itu. Dalam sambutannya, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Terbit H Agus Wahyudin mengemukakan, lewat acara Fun Touring keakraban dan kekompakan kita akan semakin kuat. "Ayo tingkatkan kinerja dan semangat kerja. Kita pasti bisa maju dan sejahtera," ujar Agus. Acara resmi yang dipandu Ali Akbar, Redpel Harian Terbit itu hanya berlangsung 20 menit, apalagi para peserta sudah tak sabar untuk berjoget ria dan melantunkan lagu-lagu kesukaannya. Organ tunggal dan alat musik rempak serta tiga penyanyi muda yang cantik, juga sudah siap untuk menghibur dan 'menggoyang' peserta. Begitu lagu 'Aku Bukan Bang Toyib' dari grup Wali dikumandangkan, tanpa malu-malu sebagian peserta pria dan wanita turun berjoget, bergoyang. Bermacam gaya joget ditampilkan, ada yang tampil dengan gaya jaipong, ada juga yang tampil seperti orang main silat. Karuan saja, goyang mereka seperti itu membuat peserta touring tertawa gerr...., namun menyatakan salut. "Bisa aja yaa kang Dedi joget seperti itu, profesional ya? Dia juga terus berjoget, tak ada capeknya. Tapi saya terhibur banget, apalagi penyanyinya oke semua," kata Endang. [caption id="attachment_157985" align="alignleft" width="300" caption="Pesona Gunung Salak (illustrasi Google)"]
[/caption] Panas Situasi malam semakin panas ketika tiga biduan 'menggoyang' dengan lagu 'Poco-Poco' dan lagu 'Alay'. Semua turun dengan gaya joget masing-masing. Saweran pun silih berganti diberikan kepada biduan. Tentu saja saweran diberikan dengan sopan meski mengajak sang biduan joget. Uang recehan dua ribuan, lima ribuan, 10 ribuan sampai 50 ribuan memenuhi kepalan tangan para penyanyi. Suasana malam yang dingin diiringi angin malam itu semakin 'panas'. Apalagi, dua orang peserta H Andi melantunkan suara merdunya dengan lagu dangdut "Rembulan Bersinar Lagi", sedangkan Ali Akbar melantunkan lagu "Malam Terakhir" karya Rhoma Irama. Kang Dedi dan Mas Bambang terus bergoyang dan memberikan sawer. "Kang Dedi saya beri gelar 'Raja joget', sedangkan Pak Bambang saya beri gelar 'Raja Sawer'. Hebat...Hebat...! ternyata teman-teman pada bisa nyanyi dan joget. Apalagi sambil menyantap ikan bakar. Gue benar-benar terhibur," ujar Sugi, staf bagian periklanan. Waktu terus berjalan. Puluhan judul lagu sudah dilantunkan dan berbagai gaya joget ditunjukkan peserta. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 24.00 Wib. Acara goyang ria pun diakhiri. Sebagian peserta menuju ke peraduan masing-masing, sebagian lagi ngobrol sampai pagi seraya menikmati udara dingin dan angin semilir. Iseng-iseng [caption id="attachment_157986" align="alignright" width="300" caption="Pintu gerbang masuk ke Curug Cigamea (ilustrtasi Google)"]
[/caption] Fun Touring Harian Terbit awalnya cuma iseng-iseng dari ngobrol-ngobrol empat karyawan yakni Suparno, Dade, Budhi, Murtani. Usul mereka ini disambut positif karyawan lainnya, termasuk para karyawan PT Metro Pos, percetakan Harian Terbit. Maka, secara patungan dana dikumpulkan. Setelah beberapa minggu, ternyata dana belum juga terkumpul, sementara waktu kegiatan sudah semakin dekat. Mengetahui kesulitan itu, Wapemred dan Redpel 'turun' membantu. Akhirnya, sumbangan mengalir dari para wartawan maupun koresponden di daerah, meski pas-pasan. "Ini kegiatan touring pertama, untuk touring kedua akan kita lakukan di tempat yang sama asyiknya dengan kawasan Gunung Salak. Lewat touring pertama ternyata semakin membuat teman-teman akrab dan solid," kata Suparno, seorang penggagas terbentuknya club touring Harian Terbit. Selain yang disebutkan di atas, masih banyak lagi obyek wisata alami yang bisa menjadi daya tarik wisata, di antaranya: Wana Wisata Kawah Ratu Kawah Ratu berada di kawasan GSE pada ketinggian 1.338 m Dpl, dengan suhu berkisar 10-20 derajat C. Kawah ini memiliki daya tarik yang unik bagi setiap pengunjung, yaitu dengan aktivitas geologinya. Sepanjang hari kepundan selalu mendidih dan mengeluarkan gas alam Sulfat (H2S) dengan baunya yang khas, dan tekadang mengeluarkan suara gemuruh, akibat semburan uap air panas yang membentuk kabut. Curug Seribu Curug seribu merupakan curug yang paling indah dan paling menarik di kawasan wisata GSE, lokasinya berada lebih kurang 7 km dari Loka Purna. Jika kita menuju ke curug ini akan terlihat pemandangan alam yang indah dan alami dan memiliki daya tarik tersendiri bagi yang melihatnya. Curug Seribu tingginya melebihi 100 meter, dan terlihat indah dan menakjubkan. Curug Ngumpet Curug Ngumpet memiliki ketinggian lebih kurang 45 meter, dengan panorama alam yang indah dan asri. Untuk menuju ke obyek wisata ini, dapat ditempuh dengan jarak lebih kurang 38 km dari Bogor. Jika dari Desa Gunung Sari dapat ditempuh dengan jarak lebih kurang 9 km yang dilanjutkan jalan setapak lebih kurang 200 meter. [caption id="attachment_157987" align="alignleft" width="300" caption="Air terjun di kaki Gunung Salak (foto: Google)"]
[/caption] Curug Cigamea Di kawasan GSE, Curug Cigamea letaknya tak jauh dar jalan menuju ke Pasir Reungit, Kawah Ratu dan menuju Curug Seribu. Panoramanya sangat indah sekali walaupun tingginya tidak melebihi 50 meter. Suasananya terasa alami dan begitu segar untuk dinikmati. Hembusan angin dan ditambah gemericik air akan membuat betah berada di sini. Sementara akses untuk menuju GSE, adalah jalur Cemplang-Pamijahan-GSE. Akses jalur ini memiliki jarak dan waktu tempuh dari jalan raya Bogor-Leuwiliang terpendek dibanding tiga alternatif yang lain, (Cikampek-GSE-Cibatok-GSE dan Tamansari-Gunung Bunder-GSE). Kondisi fisik jalan yang meliputi kontur, kelurusan dan lebar jalan maupun lahan pengembangan secara umum lebih memadai dibanding alternatif lainnya. Potensi objek wisata alam di kawasan GSE ini tentunya akan lebih dioptimalkan pengelolaannya sehingga diharapkan mampu meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan sini. Sehingga Kawasan Gunung Salak Endah menjadi obyek wisata primadona bagi wisatawan dan menjadi wisata alternatif selain Kawasan Puncak Bogor. Anda ingin wisata alternatif selain puncak? Gunung Salak Endah adalah pilihan yang tepat sebagai daerah tujuan wisata Anda. (terbit) salam, http://aliemhalvaima.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H