Lihat ke Halaman Asli

Daei Aljanni

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Bersama Kelompok Tani Desa Gumeng Memformulasikan Solusi atas Problematika yang Dihadapi

Diperbarui: 10 Desember 2022   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu, 07 Desember 2022 lalu, tim proyek kemanusiaan Universitas Slamet Riyadi Surakarta yang sedang melangsungkan pengabdian masyarakat di desa Gumeng telah melaksanakan kegiatan yang bertajuk "Diskusi Alternatif Solusi Problematika Pertanian Desa Gumeng" dengan mengundang seluruh kelompok tani desa gumeng dan menghadirkan narasumber yang merupakan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi Surakarta sekaligus juga merupakan praktisi di bidang pertanian. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 08.00 dan bertempat di gedung PKK desa Gumeng.

Tajuk diskusi solusi alternatif problematika pertanian diambil bukan karena sebab, melainkan karena memang melalui proses analisi yang mendalam. Proses tersebut ditempuh dengan melakukan komunikasi yang mendalam bersama kelompok tani terkait persoalan yang dihadapi dan harapan kedepannya. Sehingga hal ini membuat orientasi kegiatan tersebut tidak salah sasaran.

Dalam analisi awal, memang dijumpai banyak sekali persoalan mendasar mengenai pertanian. Hal-hal mendasar tersebut menjadi perhatian karena memberikan dampak ketidakberdayaan masyarakat. Dengan ditemukannya banyak persoalan tersebut maka tim proyek kemanusiaan kemudian melakukan analisi dan pemetaan atau klasterisasi permasalahan agar dapat terlihat hubungan sebat-akibat di dalamnya. Maka dari hasil analisi tersebutlah kegiatan yang bertajuk diskusi alternatif solusi tersebut dihadirkan.

Muatan Materi diskusi alternatif solusi problematika berkutat pada pembuatan pupuk dan obat untuk melawan penyakit. Diantaranya yang menjadi bahasan disini adalah pupuk organik cair juara. Juara merupakan singkatan dari Maju dan Sejahtera. Kemudian ada pupuk padat, ada ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) Juara dan ada trichoderma. Materi dan bahasan tersebut dipilih narasumber bukan tanpa sebab. Melainkan karena sudah mendengarkan penjelasan dari analisis pendahuluan tim proyek kemanusiaan.

Para peserta yaitu kelompok tani terlihat cukup antusias dalam mengikuti alur penjelasan dari narasumber. Terlihat ada yang mencatat, memotret, dan bahkan bertanya. Hal ini tentunya merupakan nilai positif bahwa memang kegiatan dengan tajuk semacam ini menjadi kebutuhan bagi masyarakat kelompok tani desa Gumeng.

Menurut Pak Suwarno, selaku Ketua Gabungan Kelompok Tani desa Gumeng, dalam sesi wawancara kesan dan pesan beliau menyampaikan ucapan terimakasih dan rasa syukur karena materi yang disampaikan sangat bermanfaat bagi kelompok tani, karena memang materu-materi tersebut belum pernah tersampaikan oleh narasumber manapun. 

setelah acara usai, nampak antusiasme masyarakat tidak turun, terlihat banyak kelompok tani yang mencoba bercakap-cakap dengan narasumber sekedar untuk meminta nomer telepon maupun untuk berdiskusi mendalam. Bahkan ada masyarakat yang membawa pulang barang-barang yang digunakan untuk praktik dan simulasi dalam penggunaannya. Tentu dengan ditambah praktik ini akan semakin memperdalam pemahaman dan mempermudah mengaplikasikannya. Kelompok tani juga berharap, agar nantinya pertanian di di desa Gumeng semakin maju dan berjaya, sehingga kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat desa gumeng terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline