Lihat ke Halaman Asli

Dading AldiyudaAfrilla

Universitas Diponegoro

Bahan Tambahan Pangan (BMT) Bahayakah? Mahasiswa KKN UNDIP Memperkenalkan Macam BTP Pada Siswa Sekolah

Diperbarui: 14 Februari 2023   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Ngrombo (27/01/2023) Jajanan merupakan hal yang menarik untuk dibeli, terlebih untuk para anak sekolah. Banyaknya macam jajanan yang dijual diluaran sana membuat para ibu khawatir tentang asupan makanan yang diasup oleh anak-anaknya karena rata-rata para remaja hanya mementingkan rasa dibandingkan tingkat kesehatannya.

Alvina Prima Sari, Mahasiswa KKN UNDIP berinisiatif memberikan penyuluhan terkait Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang sebelumnya belum pernah didapatkan oleh siswa-siswi SMP Negeri 2 Tangen. Selain itu penyuluhan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi rasa khawatir para ibu terkait dengan asupan makan anaknya.

“Banyaknya anak-anak yang kurang memperhatikan jajanan yang dibeli merupakan suatu permasalahan yang sulit diubah, apalagi jajanan yang mereka makan enak dan murah. Maka dari itu perlu diadakan sosialisasi/penyuluhan agar para remaja ini dapat berpikir dua kali sebelum membeli jajanan yang akan mereka beli sehingga tidak ada efek buruk dalam jangka panjang” ujar Alvina

Kegiatan penyuluhan diadakan di dalam ruang Laboratorium SMP N 2 Tangen, yang diikuti sekitar 38 siswa-siswi OSIS SMP N 2 Tangen. Pembagian leaflet dilakukan diawal penyuluhan, agar para siswa dapat membaca secara singkat apa point penting yang nantinya akan menjadi bahan obrolan serta diskusi dalam penyuluhan yang diadakan pada tanggal 27 Januari 2023 ini. Pembahasan dimulai dari pengertian apa itu BTP, apa kegunaan dari BTP, dan jenis BTP berbahaya. Saat sesi tanya jawab, banyak siswa-siswi yang mengangguk paham bahwa sebenarnya ada BTP pada setiap makanan yang mereka konsumsi.

Dok. pribadi

“Saya suka micin, tapi setelah mendengarkan penyuluhan ini mungkin saya harus lebih berhati-hati untuk memilih jajanan yang nantinya saya konsumsi, kemudian banyak pengawet serta pewarna yang ternyata perlu kita perhatikan” kata Putri, salah satu anggota OSIS yang mengikuti penyuluhan.

Dari kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan ini, diharapkan ilmu yang telah didapat oleh para siswa ini diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tidak hanya itu, akan lebih baik lagi apabila mereka bisa membagiakan ilmu yang didapat kepada orang-orang terdekat mereka untuk mulai mewaspadai apakah jajanan yang mereka makan sudah cukup aman. (Reportase KKN UNDIP TIM I 2023/Alvina Prima Sari)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline