Pada zaman sekarang, hampir seluruh kegiatan yang dilakukan manusia tidak akan jauh dari yang namanya teknologi. Penggunaan teknologi di zaman sekarang selalu meningkat setiap tahunnya terutama di negara-negara maju seperti Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia pun, terutama masyarakat perkotaan, penggunaan teknologi merupakan hal yang tidak asing lagi. Tapi, bagaimana jika teknologi masuk ke dalam kehidupan masyarakat desa?
Seperti yang kita ketahui, desa merupakan sebuah wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang rendah dan jauh dari yang namanya teknologi. Dengan kata lain, kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat desa bersifat manual atau masih dilakukan dengan cara tradisional. Bidang agraris merupakan mata pencaharian utama masyarakat desa seperti pertanian, perkebunan, dan peternakan.
Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi mulai masuk ke dalam kehidupan masyarakat desa. Contohnya handphone, yang merupakan hasil dari perkembangan teknologi dan tidak akan pernah lepas dari kehidupan kita. Pada zaman sekarang, penggunaan handphone dalam kehidupan masyarakat desa sudah menjadi hal yang biasa. Penggunaan handphone dapat memberikan kemudahan kepada seseorang untuk mencari sebuah informasi yang sedang hangat. Bahkan, jika terjadi sebuah kecelakaan atau bencana, dengan cepat berita tersebut langsung tersebar, terutama di media sosial atau media berita.
Namun, dalam kehidupan bermasyarakat hasil dari perkembangan teknologi ini ternyata memiliki dampak yang sangat buruk bagi keberlangsung hidup masyarakat desa. Seperti, bisa saja penggunaan handphone tersebut mengakibatkan sebuah perselisihan yang berawal dari sebuah media sosial (facebook, instagram, dan whatsapp). Hanya karena sebuah hal sepele yang kemudian dijadikan sebagai sebuah status atau postingan, membuat orang lain tahu permasalahan tersebut dan terjadilah pertengkaran antara kedua belah pihak, hingga mengakibatkan retaknya hubungan antar individu.
Kemudian dalam mata pencaharian pun, teknologi mulai digunakan oleh masyarakat. Seperti di bidang pertanian, penggunaan traktor sebagai alat pembajak sawah sudah sering kita jumpai di daerah pedesaan dibandingkan dengan penggunaan kerbau. Dengan menggunakan traktor, kegiatan membajak sawah akan berlangsung dengan cepat dan tidak membutuhkan bantuan tambahan. Namun, penggunaan traktor sebagai alat pembajak sawah ternyata memiliki dampak buruk bagi lingkungan, salah satunya polusi yang disebabkan oleh traktor tersebut. Polusi yang disebabkan dapat merusak kehidupan ekosistem di sawah dan sekitarnya.
Penggunaan teknologi memang memudahkan manusia dalam melakukan berbagai kegiatan mereka, mulai dari kegiatan yang ringan sampai kegiatan yang berat. Namun, dibalik kemudahan tersebut ternyata penggunaan teknologi dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat, sehingga segala sesuatu yang dilakukan harus terpaku pada teknologi. Kemudian penyalahgunaan teknologi yang dapat mengakibatkan pertikaian antar individu dan polusi yang disebabkan oleh penggunaan teknologi sehingga kualitas udara bersih di desa menjadi menurun. Alangkah baiknya jika penggunaan teknologi di daerah pedesaan sedikit diturunkan, demi menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H