Lihat ke Halaman Asli

Sepenggal Jalan Raya Pos 'Daendels' yang Hilang

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Citra satelit:  tinta merah, sepenggal jalan Daendels yang  semakin dilupakan orang

Jalan Raya Pos  (Groote Postweg) dibuat saat Gubernur Jenderal Herman Willems Daendels berkuasa (1808-1811) diyakini sebagai jalan raya pertama dibangun di tanah air.  Jalan itu bermula dari Anyer (Banten) hingga Panarukan (Jawa Timur) sekitar 1.000 km.  Umumnya Jalan Raya Pos  banyak yang telah menjadi jantung kota di berbagai kota dilewatinya. Sehingga keaslian wilayah sekitarnya telah banyak berubah.  Di Bandung contohnya, Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia Afrika hingga Jalan Ahmad Yani telah menjadi jalan protokol  dan pusat bisnis yang prestisius.

arah masuk jembatan citarum lama dari cianjur, belok kanan 10 meter dari rambu.

Tetapi Jalan Raya Pos antara pertigaan kampung Cipetir Haurwangi dengan Rajamandala justru semakin dilupakan orang.  Tetap asli.  Generasi muda yang bolak-balik berkunjung ke Cianjur dan Bandung, kalau tidak menyengajakan diri berkunjung, takkan pernah tahu bahwa di daerah tsb terdapat  jalan dan jembatan  menyimpan histori cukup tua sebagai "cikal bakal" tumbuhnya  jalan-jalan yang ada  di tanah air.

Jembatan Cihea, Haurwangi

Panjang jalan ini berdasarkan spidometer yang dicatat penulis 6,8 km.  Kondisi jalan masih terpelihara baik. Bahkan menjelang jembatan Citarum Lama sudah dibeton.  Tepi kiri jalan dari arah Cianjur adalah ngarai sungai Citarum cukup lebar dan dalam.  Kesejukan diperoleh dari banyaknya pepohonan yang menyertai perjalananan tsb.

Pemandangan di sungai Cihea sungguh menakjubkan.  Jembatan Citarum lama terletak di dataran tinggi di antara pepohonan hijau dapat disaksikan di sini.   Sungai Cihea yang mengalir membelah kampung Cihea dengan air cukup deras menabrak bebatuan digunakan untuk mandi dan berenang anak-anak.

Jembatan Citarum Lama di Kampung Muhara, Haurwangi, Cianjur

Dari kampung Cihea, penulis melanjutkan menuju kampung Muhara.  Beberapa remaja asyik memandang aliran sungai Citarum yang sedang surut.  Air mengalir deras. Warnanya kehijauan.  Hal ini berbeda bila di musim hujan. Debit airnya tinggi. Sementara lajunya amat lambat (ngeyeumbeu).  warnanya pun coklat karena membawa lumpur dari hulu.

135227504127694000

Menarik bagi warga asing

Menurut penduduk setempat, jembatan yang sekarang ada dibangun tahun 1986.  Pembangunan jembatan ini menggantikan jembatan lama yang rusak. Pembangunan jembatan ini dilaksanakan setelah pembangunan jembatan tol Citarum Rajamandala selesai di tahun 1979.  Pondasi jembatan lama masih terlihat yang letaknya berada di bawah jembatan sekarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline