Lihat ke Halaman Asli

Dadan Irsyada

Guru di SDN 061 Cijerah Kota Bandung

Inovasi Pembelajaran Selama Pandemi "Sabanda Sariksa" (Bagian 1)

Diperbarui: 4 April 2021   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laman pengenalan fitur Sabanda Sariksa

Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan selama masa pandemi ini telah menimbulkan banyak tantangan terutama bagi guru, peserta didik dan orang tua dalam proses belajar dari rumah (BdR). 

Saat ini penulis merupakan guru yang aktif mengajar di Kelas 6A SDN 061 Cijerah dengan peserta didik sebanyak 42 orang dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi keluarga yang sangat beragam.

Tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan, dipertimbangkan dan diputuskan dalam mempersiapkan proses belajar mengajar selama pandemi ini sehingga pada pelaksanaannya, seluruh peserta didik dan orang tua dapat terlibat aktif dalam pembelajaran yang efektif setiap harinya. 

Beberapa tantangan yang ditemukan selama mempersiapakan proses belajar mengajar secara daring diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Tantangan bagi guru. Bagaimana menciptakan sebuah sistem pembelajaran yang efektif dan kolaboratif selama belajar dari rumah. 
  2. Tantangan bagi peserta didik.  Peserta didik kelas 6A  SDN 061 Cijerah belum pernah menggunakan aplikasi belajar secara spesifik selama belajar di kelas sebelumnya. 
  3. Tantangan dari sisi orangtua. Pada kenyataannya orangtua akan bertindak sebagai pengganti guru di sekolah sehingga harus dapat membimbing pada saat mengajarkan anaknya. Kemudian bagaimana apabila ada orangtua siswa yang mempunyai anak lebih dari 2 orang  anak yang belajar dari rumah secara bersamaan, dan masih banyak lagi temuan di lapangan yang beragam.

Segala macam temuan tantangan dilapangan tentu akan lebih bervariatif lagi sesuai dengan kondisi yang ada.

Penulis menyadari, proses belajar dari rumah dengan metode daring merupakan sebuah tantangan yang sangat menarik untuk dipecahkan.  Tentunya ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab seperti:

  • Sistem belajar seperti apa yang harus dipersiapkan?
  • Bagaimana alur penyajian pembelajaran yang dapat terdokumentasikan dengan baik dari segi administrasi kelas?
  • Apakah orangtua siap dengan alat komunikasi dan penyediaan kuota yang dimiliki?
  • Bagaimana orangtua dapat diajak berkolaborasi untuk dapat mendukung proses belajar dari rumah secara efektif ? 
  • Apakah peserta didik dapat mengikuti proses belajar dari rumah dengan baik dan terpantau? 
  • Bagaimana cara mendokumentasikan dan memantau proses belajar harian peserta didik? 
  • Apakah media yang nantinya akan digunakan dapat diakses oleh semua peserta didik dan bisa memantau bagaimana pola belajar di rumah?

Penggunaan Google Analytics untuk memantau pembelajaran harian kelas 6A

Setelah merinci beberapa rumusan pertanyaan di atas, maka penulis akan berbagi mengenai apa yang telah dilakukan selama belajar dari rumah, pemilihan aplikasi apa yang paling memungkinkan diakses semua peserta didik, sistem belajar seperti apa yang dapat mendukung terciptanya kolaborasi antara  peserta didik, dan orangtua di rumah, serta bagaimana progress selama belajar dari rumah dipantau dan kebiasaan belajar harian dapat dipelajari dengan mudah. Sehingga pada kesimpulannya semua pertanyaan tersebut merupakan motivasi bagi penulis untuk membuat sistem pembelajaran dengan akronim "Sabanda Sariksa" yaitu Sistem Pembelajaran Daring secara Efektif, Kolaboratif dan Hemat Kuota.

Berdasarkan makna dari akronim tersebut disini penulis ingin berbagi solusi dari beberapa tantangan yang ada. Secara mendasar, sistem pembelaran ini jelas mempunyai tujuan yang bertumpu pada efektivitas belajar peserta didik selama BdR berlangsung. Fokus lainnya adalah terciptanya kolaborasi secara berkelanjutan diantara guru, peserta didik dan orangtua untuk menyampaikan baik informasi, materi, dan bahkan konsultasi untuk proses belajar harian. Tidak hanya itu, bagian terpenting lainnya yang tidak kalah menjadi pemikiran penulis adalah bagaimana sistem belajar daring yang diterapkan dapat diakses oleh semua orang tua di kelas yang tentunya hemat kuota. Teknologi seharusnya dipahami sebagai sebuah tools yang dapat dijadikan sarana untuk memudahkan proses belajar dari rumah tanpa harus mengggunakan biaya yang lebih untuk penyediaan kuota internet yang dibutuhkan.

Lantas apa saja yang akan dijelaskan pada artikel berikutnya? Bagaimana cara memulainya? apa saja tahapan yang telah dilakukan? dan aplikasi apa saja yang digunakan? Nantikan artiket berikutnya, semua akan dirinci secara lebih mendalam dan terperinci. Terimakasih telah menjadi bagian pembaca dari artikel yang pertama dibuat di kompasiana ini. Semoga bermanfaat!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline