JAKARTA - Meskipun pemerintah kota dan daerah telah menyediakan banyak tempat sampah di area publik, perilaku buang sampah sembarangan masih menjadi pemandangan umum. Banyak masyarakat yang tampaknya belum peduli dengan dampak buruk yang ditimbulkan.
Padahal, sampah yang dibiarkan bisa menjadi sarang penyakit, menarik serangga dan hewan pembawa penyakit, serta meningkatkan risiko wabah. Selain itu, sampah juga berpotensi memicu bencana seperti banjir dan erosi.
Jika kita lihat ke Jepang, kebersihan sudah menjadi bagian dari budaya masyarakatnya. Hampir setiap sudut kota di sana selalu bersih, tertata, dan rapi. Di Jepang, membuang sampah sembarangan dianggap sebagai tindak kriminal yang bisa berujung pada pidana. Kebiasaan menjaga kebersihan ditanamkan sejak dini. Anak-anak diajarkan untuk membersihkan tempat makan, toilet, dan kelas mereka sendiri secara gotong royong.
Pemerhati lingkungan, Ari Sumarto Taslim, menyatakan dukungannya terhadap gerakan "Menghargai Sampah" yang bertujuan membentuk kesadaran lingkungan.
Menurutnya, kesadaran ini harus ditanamkan sejak usia dini.
"Di bangku sekolah, bahkan dari tingkat TK, siswa harus diajarkan pentingnya pengelolaan sampah dan dampaknya terhadap lingkungan," ujar Ari.
Ari Sumarto Taslim menambahkan bahwa anak-anak perlu memahami bahwa sampah bukan sekadar benda yang dibuang, tetapi memiliki nilai yang bisa dimanfaatkan. Setelah pembelajaran teori, siswa bisa diajak untuk mempraktikkan pemilahan sampah di lingkungan sekolah.
Selain itu, sekolah-sekolah juga bisa mengadakan lomba kreativitas berbahan daur ulang, di mana siswa membuat barang berguna dari sampah yang sudah dipilah. Hasil karya mereka dapat dipamerkan pada acara Hari Lingkungan Hidup.
Jika gerakan seperti ini diterapkan secara konsisten, sampah, baik organik maupun anorganik, tak lagi menjadi musuh bersama. Sebaliknya, ia (sampah) bisa menjadi sumber daya yang bermanfaat dan mengurangi ancaman lingkungan yang selama ini dihadapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H