Lihat ke Halaman Asli

Dadan Hidayat

Travel Journalism

Terpisah di Rinjani

Diperbarui: 14 Mei 2020   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Plakat Pelawanagan Sembalun (Dok.Pribadi)

Juli 2018, Si Bapak datang menghampiri kami memberi air botol 1,5 liter. "Ini air dek, bacakan surat pendek dan bagikan ke temen-temen, ya," kata dia.

Dia adalah seorang pemandu wisata gunung yang menyediakan penginapan (basecamp) gratis kepada kami. "Mungkin itu air doa, sarat untuk keselamatan kami," sindir ku dalam hati.Hari sudah mulai pagi, matahari mulai muncul dalam singgasananya. Kami ber-12 bergegas menaiki truk angkutan untuk mengantarkan ke suatu pintu pendakian Gunung Rinjani Lombok-Nusa Tenggara Barat (NTB).

Disetiap jalan ku melihat pemandangan yang indah dengan jalan mengular mengeliling pegunungan yang akan kami tuju. Berhentilah dipersimpangan jalan. "Ini transit lagi," tanya ku.

"Ia, dek nanti naik pick up ke pintu masuk ujung aspal disana," balas supir truk kepada kami.

Tempat ini yang dinamakan Desa Sajang. Desa Sajang yang berada di Kabupaten Lombok Timur ini, walaupun bukan jalan pendakian resmi, namun jalan ini alternatif memotong langsung menuju ke pintu pos 2 Sembalun. Sajang juga terkenal dengan air terjun Mangku Sakti nya yang indah di Lombok Timur.

Naik Pick Up (Dok.Pribadi)

Sang supir pick up sudah menunggu, "Ayo naik pick up ke ujung pintu hutan," ujar sang supir pick up.Menaiki mobil pick up ini tidak gratis, kami harus membayar 150 ribu rupiah sekali jalan. Setelah membayar kami langsung bergegas menaiki mobil pick up. Jalan menuju pintu masuk ini sungguh jelek belum beraspal, membuat kami seperti naik offroad, kadang kami turun karena mobil tidak kuat naik karena jalan nya memang bergelombang.

Disekitar ujung desa, saya menyaksikan rumah adat masyarakat lombok. Memang di Lombok terkenal dengan adat istiadat nya yang masih bertahan sejak turun-temurun. Sebagai contohnya ketika perjalanan menuju penginapan disuguhkan dengan pengarakan pengantin atau disana disebut 'nyongkolan' tradisi tersebut dimeriahkan oleh masyarakat adat yang berbaur dalam suka cita acara tersebut.

Lanjut, akhirnya kami pun sampai juga di pintu masuk hutan di ujung desa, tak lama-lama kami berdoa lalu bergegas memasuki hutan melanjutkan ke pos 2 Sembalun.

Menuju Pos 2 Sembalun

Lanskap Bukit Sembalun (Dok. Pribadi)

Trek keluar masuk hutan dan savana Sajang dengan lanskap bukit Sembalun yang sedikit berawan gelap kami lalui, menerobos hingga jembatan persimpangan jalan antara Sajang dan Sembalun."Wah banyak juga yang mendaki gunung Rinjani," tanyaku. Memang kebetulan hari itu kami merencanakaan pendakian ke Rinjani setelah Idul Fitri 2018.

"Tuh di depan pos 2, ayo bergegas," jawab salah satu temanku.

Di pos 2 banyak sekali yang beristirahat disini. Ada suatu kejadian buat saya sangat malu sekali, ketika tongkat kayu saya - yang saya dapatkan di hutan Sajang disita oleh petugas Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline