Badai Pasti Berlalu, Zona Nyaman Pasti Akan Ditemukan - Setelah bersusah-susah selama kurang lebih 8 bulan, dan mengantarkan gue melalui beberapa petualangan panjang yang tak terlupakan dalam hidup, akhirnya gue mulai menemukan sedikit titik cerah dari masalah hidup gue.
Sepulangnya gue backpackeran dari Bali, gue langsung tancap gas untuk menyusun ulang strategi hidup gue kedepannya. Hal yang pertama harus gue selesaikan adalah hutang-hutang gue, yang tanpa terasa saat itu gue sudah memiliki hutang sekitar 3 jutaan. Kecil siih hahaa.
Hal yang membuat gue 'ingin' menambah hutang gue lebih besar, karena bagi gue hutang itu adalah challenge buat gue agar lebih semangat dalam bekerja, karena ada tagihan yang harus dibayar setiap bulannya. Hal yang menimbulkan The Sense of Urgency atau The Power of Kepepet.
Apalagi disini gue sudah pasang tekad untuk belajar lebih dalam tentang digital marketing, membuat website, serta memulai bisnis gue berbasis online dengan bermodalkan website dan personal branding di sosmed.
Selanjutnya gue mulai melobi satu persatu kontak beberapa orang yang menurut gue bisa meminjamkan gue modal. Long story short, gue mendapatkan pinjaman 8 jutaan, dengan opsi dicicil 1 juta setiap bulannya.
Hal yang gue lakuin selanjutnya adalah, membayar hutang-hutang kecil gue sebelumnya, serta meminta nego pada beberapa hutang yang bisa dibayar lebih lama. Disini gue membuat skala prioritas mana hutang yang harus gue bayar lebih awal dan mana yang bisa dibayar lebih lama.
Setelah menyelesaikan urusan hutang receh tersebut, fokus gue selanjutnya adalah mendaftar kursus bisnis Digital Marketing di Jakarta serta membeli hosting dan domain untuk website gue. After hal tersebut kelar, tersisa lah sekitar 1 jutaan uang di tabungan gue.
Entah kenapa, disini gue gak takut dan yakin bakal menemukan titik terang dari kehidupan gue. Meskipun kalau dilihat-lihat, bisnis website gue ini masih belum jelas arahnya kemana, dan untuk membangun bisnis berbasis website butuh modal yang lumayan besar, modal uang pastinya bukan hanya modal dengkul. Disisi lain gue juga harus berjuang untuk survive dengan kondisi seadanya.
Pada posisi ini gue hanya berfokus pada 2 hal, yaitu hal yang benar-benar gue kuasai alias Strenght serta mengasah kemampuan Negosiasi gue.
Untuk hal yang gue kuasai, yaitu gue paham area Tanah Abang yang tentunya memudahkan gue untuk langsung terjun menjualkan produk disana secara online ataupun menjadi pemasok toko/supplier terhadap toko-toko diluar daerah Jakarta.
Setelah gue memiliki database barang-barang apa saja yang bisa dijual dari Pasar Tanah Abang, gue mulai menjual ide tersebut dan negosiasi kepada orang-orang terdekat gue. Pucuk dicinta keberuntungan pasti datang jua, pertemuan gue dengan seorang bos lama gue di Grand Indonesia, berujung dengan kata deal untuk gue sebagai pemasok di Toko barunya yang ada di Pekanbaru.