Lihat ke Halaman Asli

Dadang Dwi Septiyan

Pendidik Musik dan Peneliti Pendidikan Seni

Resensi Album Dimmu Borgir yang Bertajuk Inspiratio Profanus

Diperbarui: 13 Mei 2024   07:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artwork Album Inspiratio Profanus/https://dimmuborgir.bfan.link/inspiratio-profanus.web

Sebagai band black metal Norwegia yang paling sukses secara komersial, evolusi Dimmu Borgir menjadi sebuah entitas simfoni yang mungkin berdampak pada beberapa penggemar menyebut Dimmu Borgir tidak 'trve' lagi. Namun tidak dapat disangkal, evolusi ini nampaknya justru lebih menarik banyak pendengar baru. Sang vokalis legendaris Norwegia Dimmu Borgir, Shagrath, memberikan penghormatan terbaiknya atas perjalanan band nya selama 3 dekade dengan membuat musik baru ala Dimmu Borgir dengan objek karya-karya dari band-band yang menginspirasi Dimmu Borgir. Adalah Inspiratio Profanus, sebuah kompilasi yang berisikan delapan lagu-lagu dari band metal (80an & 90an) lain yang menginspirasi Dimmu Borgir dalam berkarya. Kedelapan lagu tersebut diaransemen ulang dengan gaya musik yang baru dan belum pernah ada di album-album sebelumnya. Sialnya, kedelapan lagu itu merupakan lagu-lagu yang mengandung pesan satanisme haha hell yeah......

Dimmu Borgir dengan simfoni black metal nya yang telah tumbuh kian megah musiknya, terasa sangat kompleks dan lebih kejam. Lagu yang berjudul Black Metal milik Venom misalnya, lagu yang menduduki track pertama dalam album ini, sebuah lagu yang tentu disukai dan menjadi panutan oleh setiap band black metal di dunia. Versi Dimmu Borgir, lagu Black Metal dinyanyikan dengan penuh kegairahan yang sama, namun lebih energik dari versi aslinya yang dibawakan oleh Anthony Bray, Conrad Lant, dan Jeffrey Dunn. Kemudian Dimmu Borgir di track ke 2 menggubah lagu yang berjudul Satan My Master karya Bathory dengan penuh semangat yang membabi-buta, dan juga dengan gaya menyanyi Shagrath yang kembali menyegarkan warna musik dari band proto-black metal ini. Lalu terdapat dua versi  aransemen lagu yang berjudul Nocturnal Fear karya Celtic Frost yang digubah dan diinterpretasi dengan penuh rasa hormat.

Namun, aransemen Dimmu Borgir yang lain, yang bersumber dari genre musik di luar black metal, dan ini benar-benar menarik perhatian. Penggubahan ulang musik yang berjudul Dead Men Don't Rape karya GGFH yang sarat synth di sepanjang lagunya. Dimmu Borgir menawarkan interpretasi yang bertentangan dari lagu aslinya, yaitu nuansa kegelapan yang baru. Bisa dibilang lagu dari GGFH di album ini yang paling tidak dikenal oleh penggemar Dimmu Borgir, akan tetapi menurut saya, gubahan lagu Dead Men Don't Rape ini yang interpretasinya paling menarik. Memiliki standar produksi yang tinggi seperti pada saat produksi album Abrahadabra, yang menggabungkan estetika industrial dengan beberapa elemen black metal Norwegia.  Berikutnya, Anda mungkin tak asing dengan lagu yang berjudul Burn In Hell karya Twisted Sister digubah keluar jalur musik Twisted Sister ke jalur musik yang lebih mengandung malapetaka. Pada track ke 6, tiba-tiba organ bergumam dengan opera staccato dari lagu yang berjudul Perfect Strangers karya Deep Purple (1984), dan lagi-lagi Dimmu Borgir memastikan bahwa gubahan musiknya tetap memiliki kebaruan, warna dan gaya musik yang fresh. Kemudian di track ke 7 nampaknya cukup mencuri perhatian, yaitu Metal Heart, lagu karya dari band heavy metal asal Jerman, Accept. Lagu ini membuat saya (penikmat) cukup betah mendengarkannya, apalagi pada saat bagian interlude gitar yang dimainkan oleh Galder, yang memainkan beberapa birama melodi Fur Elis dikombinasikan dengan melodi yang memang dikomposisikan dalam lagu Metal Heart. Enam senar yang cukup melelehkan wajah dan semangat yang menusuk kepala. 

Jujur saja, Album Inspiratio Profanus ini banyak menawarkan aransemen-aransemen yang fresh pada karya-karya Venom, Bathory, Celtic Frost, GGFH, Twisted Sister, dan Accept, band yang memiliki genre musik berbeda-beda, lalu digubah musiknya menggunakan gaya musik yang ditawarkan oleh Dimmu Borgir. Sungguh peringatan 3 dekade dalam berkarya yang sarat kreativitas. Hingga saat ini, saya masih berharap bisa mendapatkan CD, vinyl, atau kaset dari album ini. Semoga saja.

Salam 666!!

Ditulis oleh Dadang Dwi Septiyan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline