Lihat ke Halaman Asli

Dadan Ramadhan

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Content Creator Versi Gua, Simak Yuk!

Diperbarui: 8 Juli 2021   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Assalamualaikum Wr.Wb.
Salam sejahtera bagi kita semua, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, salam kebajikan. Izinkan saya memberikan pendapat tentang media sosial sekarang, kelebihan dan Kekurangan serta saran yang bisa saya bagikan kepada teman-teman semua. Selamat membaca.

Karawang, Jawa Barat. Content Creator ialah sebutan kepada seseorang yang mampu memproduksi berbagai materi konten untuk diunggah di beberapa platform, baik berupa gambar, tulisan, suara bahkan video. Tidak hanya memproduksi, seorang content creator juga bertanggung jawab atas kontribusi materi yang telah ia buat ke berbagai media, termasuk media digital. Termasuk salah satunya yaitu media YouTube, YouTube bisa membuat seseorang menjadi kaya raya akan kesuksesan kontennya di YouTube karena konsistensi akan unggah video ke dalam platform tersebut. YouTube merupakan situs video sharing yang banyak digunakan untuk berbagi video.

Situs YouTube didirikan oleh mantan pekerja PayPal, Steve Chen, Chad Hurley dan Jawed Karim pada Februari 2005. Dilansir dari Wikipedia, situs ini kemudian beralih menjadi milik Google pada akhir tahun 2006 hingga saat ini. Namun bila menggunakan YouTube dengan mengakses konten yang positif seperti Fiki Naki belajar bahasa asing akan menjadi keunggulan dan kelebihan seseorang, akan tetapi jika seseorang melihat konten YouTube yang negatif seperti halnya melakukan asusila, kejahatan, membuat bom. maka akan membuat seseorang rugi akan kecanggihan YouTube yang sangat amat banyak yang baik dan positif.

Kekurangan YouTube masih banyaknya konten yang lolos seperti pelecehan seksual, cerita dewasa dan sebagainya. Itu Kekurangan yang tidak bisa dicegah, peranan orang tua untuk selalu memantau perkembangan anak melihat konten sesuai usianya. Bagaimana konten Indonesia agar lebih sehat, contohnya akan kesadaran pembuat konten seperti mengedukasi dan mensosialisasikan kepada khalayak masyarakat. Sayangnya susah sekali karena kebanyakan masyarakat lebih suka yang drama akan keributan, pelecehan dan prank-prank yang membuat kegaduhan.

Selain YouTube lainnya yaitu aplikasi Twitter, seperti buat thread yang menarik akan membuat nama seseorang naik daun, dan namanya akan di cari oleh khalayak masyarakat sebut saja contoh kasus fetish yang heboh, dimana banyak korban salah satunya adalah mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi negeri, menunjukkan bahwa Twitter bisa membuat seseorang naik daun dalam hitungan detik. Twitter ialah layanan jejaring sosial dan mikroblog daring yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter akan tetapi pada tanggal 07 November 2017 bertambah hingga 280 karakter. Kekurangan Twitter banyak sekali seperti lolosnya akan video seksual yang tidak bisa di hapus secepat kilat. Bagaimana caranya agar aplikasi Twitter sehat, yang pertama adalah membuat komunitas akan adanya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya akan hal negatif stigma aplikasi Twitter.

Selain Twitter aplikasi Instagram juga bisa membuat seseorang merasa menjadi superstar seperti memiliki jutaaan followers, Instagram yang memiliki banyak followers akan mendapatkan benefit yang sangat lumayan seperti endorsment. Instagram adalah platform yang sepenuhnya visual. Tidak seperti Facebook yang mengandalkan teks dan gambar, atau Twitter yang hanya mengandalkan teks, satu-satunya tujuan Instagram adalah memungkinkan penggunanya berbagi gambar atau video dengan audiens mereka. Kekurangan Instagram tidak meratanya suatu fitur berbagai wilayah negara mengakibatkan kecemburuan sosial antar sesama pengguna Instagram.  

Melihat influencer dan konten kreator  membuat konten lalu menduga secara singular bahwa yg ia kontenkan saat itu adalah lahan untuk mencari uang. Dugaan itu bisa saja benar, tapi bisa juga salah, gimana kalau konten tersebut ternyata sama sekali bukan untuk uang?

Yang saya bahas tentang subscriber, subscriber mempengaruhi semuanya, akan ada pikiran dimana mau isi konten bagaimana pun akan tetap ada yang menonton, akan tetap ada yang subscribe itu sendiri karena kita penontonnya, pengguna YouTube, bagaimana jika saya tidak membuka YouTube akan banyak pertanyaan teman, sahabat ketika berbincang-bincang saya tidak tau topik terhangat tsb. Tugas saya sebagai penulis adalah meluruskan saja kepada khalayak agar menonton konten sesuai dengan usianya, sekali lagi peranan orang tua sangat penting akan perkembangan anak. Tugas yang sangat berat ketika zaman sudah secanggih sekarang, akan ada pro kontra sesama konten kreator si A dan B. Adu isi kontent untuk mencapai trending.

Pandemi semakin menebalkan jumlah pengguna internet, sehingga setahun terakhir selama pandemi, ada kenaikan 27 juta pengguna internet, publik membutuhkan banyak konten digital yang lebih produktif, kritis dan bermanfaat,  Banyak konten bermuatan hoaks, ujaran kebencian, SARA, dan pornografi. Selain itu, mayoritas 90 persen pengguna internet masih didominasi penikmat konten.

Sayangnya, keriuhan dunia maya mengkhawatirkan banyak pihak. Wajah digital kita harus lebih banyak konten berkualitas dibanding sampah. Banyak pembuat konten bagus dan butuh tempat. Perlunya edukasi dan sosialisasi, menfasilitasi, mendampingi, memberikan manfaat dan nilai tambah. Kami ingin mendorong demokratisasi konten, agar dunia digital kita tidak dibanjiri sampah. Namun konten-konten lebih bermanfaat, informatif dan mendidik ke publik.

Saya setuju dengan pendapat aming ketika speak up masalah isi konten pamer harta. Menurut Aming, Komedian "Karena sekarang zaman susah, sisi lain orang dapat privilege dapat cuan, sisi lain susahnya setengah mampus. Ada yang beli makanan sampe jutaan nggak habis terus dibuang dan dijadikan konten, ada orang lain yang nyari sesuap nasi susah, Terus ada yang bilang 'iri bilang bos lu u gila ya, emang duit elu tapi nggak ada empatinya. Kalau idealnya gue kalau udah jadi konten kreator segede itu, gue sih akan split ke konten-konten yang lebih bermanfaat lagi, lebih punya nilai, itu pilihan gue. Tapi orang kan beda-beda, Tugas mereka untuk pikirin, untuk bijak lagi, untuk men-deliver konten apa yang menyenangkan orang tapi nggak menyakiti orang,
Konten kreator di YouTube atau Instagram belakangan memang menjamur. Meski banyak, konten-konten yang disajikan terkadang seragam dan kerap menonjolkan harta yang dipunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline