Lihat ke Halaman Asli

Daarut Tarmizi

Pondok Pesantren Daarut Tarmizi

Kisah Anak Pengurus Mushola di Flores yang Bermimpi Jadi Hafizh Quran

Diperbarui: 31 Oktober 2023   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arofah bersama KH Yusuf Mansur dan Ustadz Tarmizi. Foto: dok. Daarut Tarmizi

Arofah Al-Amin memantapkan diri belajar hingga Sukabumi, Jawa Barat dari daerah asalnya di Solor Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Arofah, panggilan akrabnya, memutuskan untuk berkelana demi menghafal Al-Qur'an.

Pada Juli 2023 lalu, Arofah tiba di Pondok Pesantren Daarut Tarmizi, Sukabumi, Jawa Barat. Ini bukan kali pertama Arofah mondok. Sebab, sebelumnya santri berusia 15 tahun itu sempat masuk sebuah pesantren di NTT.

Selama 3 tahun di pesantren, putra bungsu dari pasangan Ibrahim Jou dan Hartini Misdi ini berhasil menghafal Al-Qur'an sebanyak 5 juz. Namun, meski memiliki pengalaman masuk pesantren, Arofah merasa sedih ketika akan meninggalkan Flores untuk berangkat ke Sukabumi.

Ia mengaku sempat menangis ketika sedang berada di atas kapal dari NTT menuju ke Jakarta. Dalam perjalanan menuju pesantren itu, Arofah tak kuasa menahan isak tangisnya. Namun, ia buru-buru mengusap air matanya.

"Ada perasaan rindu sama orang tua dan kampung, jadi di kapal sempat nangis... Nggak lama, langsung saya usap dengan tangan," kata Arofah.

Wajar jika ia begitu sedih. Sebab, selama di rumah dirinya selalu memanfaatkan waktu untuk bersama orang tua. Baik itu bercengkrama maupun membantu pekerjaan mereka.

Ayahnya ialah seorang peternak dan pedagang. Mereka memiliki beberapa hewan ternak seperti ayam, kambing hingga sapi. Selain memelihara hewan-hewan tersebut, ayahnya juga menjualnya di pasar. Uang hasil berjualan itulah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

Selain itu, ibu dari Arofah juga seorang pedagang. Ibunya memiliki sebuah kios di pasar yang menyediakan berbagai makanan ringan dan peralatan rumah tangga.

Sebagai anak sulung dari delapan bersaudara, Arofah kerap membantu kedua orang tuanya. "Iya (bantu orang tua), saya biasa kasih makan sapi, (membantu) motong ayam, cabut bulu ayam, terus juga bantu mama jaga kios," jelas Arofah.

Kedekatannya dengan orang tua membuat Arofah merasa berat meninggalkan mereka. Namun, tekadnya untuk menghafal Al-Qur'an dan membahagiakan orang tua mampu menguatkannya. Baginya, tak apa jauh dari orang tua asal bisa menghadiahkan surga dengan hafalan Al-Qur'an.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline