Lihat ke Halaman Asli

da.styawan

Statistisi Pertama

Strategi Berburu Suara Milenial di Tahun Politik

Diperbarui: 22 November 2019   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(ilustrasi: politiktoday.com)

Tahun 2018 dan 2019 adalah tahun-tahun politik. Itulah salah satu pesan yang selalu disampaikan Presiden Joko Widodo di berbagai kesempatan. Pada tahun 2018, sebanyak 171 daerah telah melakukan pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak. Lantas ditutup dengan pemilihan presiden (Pilpres) di tahun 2019.

Seluruh partai politik mulai menyalakan mesin-mesin politiknya. Tiang-tiang bendera telah terpancang. Berbagai strategi politik mulai dirancang. Bahkan strategi-strategi tersebut sudah dijalankan. Kekuatan lawan politik sebisa mungkin dihadang.

Sebaliknya, kelemahan lawan politik dikupas habis, diumbar ke publik. Aib lawan bukan lagi rahasia. Ibaratnya, mereka tak lagi jijik memakan bangkai saudaranya sendiri.

Semua itu dilakukan demi merebut hati para calon pemilih. Seluruh akrobat politik dipertontonkan hanya untuk mendulang suara, demi status juara.

Salah satu target suara yang diperebutkan partai-partai politik adalah suara generasi muda, yang kini disebut dengan generasi milenial. Apa itu generasi milenial? Menurut Hasanudin Ali, Founder and CEO Alvara Research Center, peneliti sosial sering mengelompokkan generasi milenial sebagai generasi yang lahir diantara tahun 1980 an sampai 2000 an.

Jadi generasi milenial adalah generasi yang pada tahun 2019 nanti berusia sekitar 19 -- 39 tahun. Mengapa suara generasi ini membuat partai-partai politik belingsatan, berebut perhatian? Hal ini salah satunya disebabkan oleh jumlah penduduk yang tergolong generasi milenial relatif besar.

Berdasarkan data proyeksi penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2019 nanti sekitar 268 juta jiwa. Adapun jumlah penduduk yang tergolong generasi milenial pada tahun tersebut diproyeksikan mencapai 86 juta jiwa, atau sekitar 32,09 persen.

Dengan demikian, lebih dari 32 persen pemilih pada tahun 2019 mendatang adalah generasi milenial. Jumlah suara ini tentu sangat menggiurkan bagi partai-partai politik.

Generasi milenial seakan menjadi tambang suara baru yang sangat potensial bagi partai politik. Tambahan suara dari generasi ini sangat signifikan bagi partai politik untuk meraih kemenangan di Pilpres 2019.

Keunikan Generasi Milenial

Usaha merebut suara generasi milenial bukanlah sesuatu yang mudah. Hasil riset yang dilakukan oleh Alvara Research Center tahun 2014, menunjukkan bahwa generasi milenial merupakan Apathetic Voters.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline