Lihat ke Halaman Asli

Kuba Punya Fidel Castro, Indonesia Punya Prabowo Subianto

Diperbarui: 20 Juni 2015   05:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: sumutpos.co

[caption id="" align="aligncenter" width="644" caption="Sumber: sumutpos.co"][/caption] Siapa yang tidak mengenal Fidel Castro, tokoh revolusi dan Presiden Kuba yang menjadi panutan aktivis dan tokoh pergerakan di dunia. Castro dikenal sebagai sosok yang ditakuti oleh Amerika. Castro menggalang kekuatan untuk melawan penjajahan Amerika di negaranya. Seorang yang sangat gigih dalam perjuangan dan tidak pernah gentar siapapun dan negara manapun. Barangkali karena prinsip hidup Castro yang keras dan tidak mau tunduk kepada kepentingan ekonomi serta politik Amerika inilah yang membuat Amerika memandangnya sebagai sebuah ancaman. Agar Castro dipandang sebagai musuh dunia, Amerika memberikan cap negatif kepada Fidel Castro, yaitu sebagai seorang diktator komunis. Sama halnya dengan Castro, Amerika juga memberikan cap negatif kepada Prabowo Subianto sebagai pelanggar HAM. Untuk memperkuat tuduhan tak beradasar tersebut, Amerika mencabut visa Prabowo. Padahal itu dilakukan sebagai bentuk ketakutan Amerika pada sosok Prabowo yang keras dan memegang teguh pendirian. Amerika mengetahui betul, bahwa Prabowo tidak mudah disetir untuk kepentingan ekonomi mereka di Indonesia. Kekhawatiran Amerika kian menjadi - jadi ketika elektabiltas Prabowo berada di posisi tertinggi. Tentu Amerika tidak bisa tinggal diam kecuali mereka siap hengkang dari Indonesia dan berhenti mengeruk kekayaan negeri ini. Amerika belakangan menjadi rutin mencampuri urusan rumah tangga Indonesia terutama dalam bidang politik. Amerika kembali melayangkan tudingan kepada Prabowo sebagai pelanggar HAM. Tujuannya tentu untuk menjatuhkan Prabowo dan menaikkan Jokowi. Amerika sendiri dipastikan mendukung penuh pencalonan Jokowi. Salah satu bentuk ketakutan Amerika jika Prabowo presiden pernah diungkapkan oleh Ekonom UI, Taufik Bahauddin. Taufik menyaksikan sendiri ketakutan Amerika itu saat menghadiri undangan makan malam dari sebuah organisasi pengusaha Amerika di AS. Menurutnya, Amerika merasa terancam dengan keberlangsungan bisnisnya di Indonesia. Oleh karena itu mereka campur tangan dalam politik Indonesia. “Saya merasakan langsung kekhawatiran tersebut saat menghadiri undangan makan malam dari ARMCHAM, organisasi seperti Kamar Dagang Indonesia (KADIN) di AS. Para pengusaha AS yang hadir dalam acara itu mengutarakan kekhawatiran kelangsungan bisnisya di Indonesia,” kata Taufik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline