Lihat ke Halaman Asli

D Asikin

hobi menulis

Mereka Menolak Naik Haji dengan Fasilitas Negara

Diperbarui: 14 Juni 2022   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pastilah mereka termasuk manusia langka. Susah dicari dimana adanya. Siapa orangnya.

Sementara yang mudah ditemui, tak perlu dicari. Berjibun dimana mana. Mereka berebut mencari kesempatan. Berhaji gratis apalagi dengan fasilitas negara. Terkadang tidak memikirkan keselamatan orang lain.

Masih ingat Surya Darma Ali ? Menteri Agama itu harus masuk bui antara lain karena memberikan sisa kuota haji secara gratis kepada sejumlah anggota DPR.

SDA harus mendekam dibalik jeruji selama  10 tahun. Memang dosa ketua PPP itu cukup banyak. Menyalah gunakan Dana Operasi Menteri serta penyelewengan dana haji di Saudi Arabia.

Lalu siapa manusia langka yang menolak naik haji dengan fasilitas Negara itu ? Dalam literasi saya hanya ada 3 orang saja. Mohammad Hatta, Hugeng Imam Santoso dan Kaharuddin Datuk Rangkayo Basa.

MOHAMMAD HATTA:

Putra kedua pasangan suami istri Djamal dan Siti Saleha itu terlahir dengan nama asli Mohammad Athar tanggal 12 Agustus 1902 di Batuampar Payakumbuh Sumatera Barat. Namun ketika Athar berusia 2 tahun, ayahnya wafat. Ibunya menikah lagi dengan Haji Ning saudagar dari Palembang. Dari pernikahan dengan bapak sambungnya itu, Hatta alias Athar mendapatkan 4 adik. Mereka dididik dalam lingkungan keluarga yang sangat Islami.

Ketika dewasa Hatta bersekolah di Universitas Erasmus Roterdam. Ketika itu dia mulai tertarik dunia politik. Ia bergabung dengan teman sesama aktivis antara lain Ali Sastroamidjojo, Nasir Datuk Pamuncak dan Majid. Karena aktivitasnya yang menentang pemerintah Belanda, mereka ditangkap dan dipenjara di Roterdam.

Pulang ke tanah air sekitar 1933, dia menerjunkan diri ke dalam politik nasional menuju kemerdekaan. Belanda marah. Dia dan Mohammad Syahrir ditangkap dan dibuang ke Digu, Papua. Kemudian dipindahkan ke Banda Neira Maluku.

Kembali ke Jakarta bergabung dengan para pejuang lain termasuk Bung Karno. Tanggal 17 Agustus 1945 mereka memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Lalu mereka menjadi pasangan Dwi Tunggal.

Bung Hatta yang telah menjadi wakil presiden, tahun 1952 berniat menunaikan ibadah haji bersama istrinya ibu Rahmi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline