Lihat ke Halaman Asli

Apa Penting Tidur untuk Otak Kita?

Diperbarui: 2 Maret 2024   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lilis Setyowati, S.Kep.Ns.MSc.(Dosen D3 Keperawatan UMM)

Apa penting tidur untuk Otak kita????

Pengaturan tidur oleh organ otak kecil yang disebut Hipotalamus, dimana ukurannya kira-kira sebesar kacang Almond. Meskipin sebesar kacang Almond tetapi berperan penting untuk nulai luhur manusia. Tugas utama otak kecil mengatur suhu tubuh, mengkoordinasikan reaksi emosi, dan mengendalikan nafsu makan, Hipotalamus juga bertugas melepaskan hormon serta menjaga jam internal tubuh. Otak memerlukan sinyal cahaya tertentu untuk dikirim pada interval yang tepat agar berfungsi secara optimal. Selain itu otak membantu dalam prose seseorang dapat tidur dengan nyenyak. Tidur yang terganggu atau tidak teratur dapat menyebabkan kelelahan di siang hari dan insomnia di malam hari, hal ini berdampak pada fungsi tubuh.

Saat tidur, aktivitas otak menurun, dikarenakan gelombang otak melambat dan suhu inti dalam tubuh turun. Sekresi hormone Melatonin yang menyebabkan seseorang dapat tertidur yang diatur oleh neurotransmitter sesuai dengan circadian rhythm. Pada proses tidur non-REM (NREM) dengan ditandai penurunanya frekuensi gelombang otak dan meningkatnya amplitudo. Perseseran stase tidur NREM menjadi REM ditandai dengan peningkatan aktivitas gelombang otak dan gerakan mata yang cepat.

Pada malam hari saat tidur, otak mengatur pergantian stase antara tidur REM dan NREM dalam empat hingga enam siklus pada orang dewasa, masing-masing berlangsung sekitar 90 menit. Selama tidur nyenyak, akan terjadi proses yang dikenal pencucian bertekanan dalam terjadi di mana protein beta-amiloid yang berbahaya secara aktif dihilangkan. Pada saat seseorang kurang tidur dapat mengakibatkan penumpukan sisa metabolisme, yang dapat berdampak pada memori, pembelajaran, dan kontrol emosional.

Kurangnya kualitas tidur dapat berdampak negatif pada otak, berpotensi menyebabkan berbagai gangguan fungsi saraf, menghambat kemampuan otak untuk menyandikan dan memproses informasi secara efektif, sehingga mengakibatkan masalah persepsi visual, gangguan mental, dan defisit memori. Sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature, mengungkapkan bahwa kurang tidur memiliki dampak yang sama pada otak seperti konsumsi alkohol berlebihan, yang mengakibatkan penurunan waktu respons dan perasaan lesu.

Insomnia umumnya menyebabkan peningkatan hormon stres kortisol. Kortisol dapat menghambat produksi hormone Melatonin, mengakibatkan kurang tidur dan mungkin menyebabkan fluktuasi suasana hati, kecemasan, dan masalah perilaku.

Namun demikian, itu bukanlah satu-satunya penyebab mengapa sesorang tidak dapat tidur dengan nyenyak. Intinya tidur dapat menyebabkan kelelahan dan disregulasi nafsu makan, yang menyebabkan peningkatan rasa lapar dan potensi penambahan berat badan, meningkatkan kerentanan terhadap penyakit dan mengurangi efektivitas imunisasi, yang lebih fatas dapat menggu emosional dan memory.

Hindari menggunakan ponsel atau tablet di tempat tidur, dengan adanya cahaya, terutama warna  biru dapat menekan produksi Melatonin sehingga digantikan adanya peningkatan Serotonin dan akhirnya seseorang tidak merasa mengantuk. Jurnal terdahulu merekomendasikan, lakukan ritual relaksasi tanpa stimulus tambahan selama di atas tempat tidur. Komponen kunci dalam melakukan sleep hygiene adalah kebersihan tidur adalah konsistensi, keteraturan, dan pengulangan, ini merupakan salah satu intervensi untuk dapat tidur nyenyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline