Lanjutan TB Paru
Di artikel sebelumnya aku sudah cerita sampai hasil tes darah dan tes dahak sudah ada. Tanggal 26 Juli 2021 ketemu lagi sama dokternya. Dan memang infeksinya sudah parah. Mulailah dikasih wejangan, apa yang harus dilakukan selama masa pengobatan.
Dikasih lembaran berisi anjuran konsumsi obat dan penunjangnya. Tentu obatnya adalah OAT (Obat Anti Tuberkulosis) yang terdiri 4 jenis. Aku gak dikasih OAT yang gabungan 4 jenis jadi 1 obat. Karena menurut dokter, obatnya keras, tiap obat bisa punya efek samping. Tergantung kondisi tubuh tiap pasien.
Dokternya sangat hati-hati, sampai-sampai harus dites satu per satu. Jadi hari pertama sampai hari ketiga, hanya minum obat 1 (TB Vit 6). Jika tidak ada efek samping seperti mual, muntah, pusing, gatal, penglihatan terganggu dan lainnya, berarti obat 1 aman. Dan aku gak ada masalah saat minum obat 1. Hari keempat sampai keenam minum obat 1 dan obat 2 (Ethambutol), juga gak ada masalah, lanjut obat 3. Hari ketujuh sampai kesembilan minum obat 1, obat 2 dan obat 3 (Pyrazinamide), Alhamdulillah aman.
Hari kesepulah dan seterusnya minum obat 1, obat 2, obat 3 dan obat 4 (Rifampicin). Nah untuk obat 4, sudah diinfo oleh perawat, untuk jangan kaget, karena buang air akan berwarna merah. Juga obat 4 ini yang paling berat, jadi awal-awal pasti butuh penyesuaian, bisa agak pusing juga agak mual. Kalau seperti itu masih normal, kecuali sampai muntah-muntah parah atau efek lain yang tidak bisa ditahan, agar segera hubungi dokter.
Memang seminggu pertama setelah minum keempat jenis obat itu, aku suka pusing, yang sampai harus dibawa tidur dulu sebentar. Tapi setelah seminggu, Alhamdulillah sudah gak ada pusing-pusing.
Aku juga harus konsumsi vitamin Onoiwa dan D3, juga penambah nafsu makan Kurkumex, berhubung berat badan juga turun drastis, sebanyak 11 Kg dari 56 Kg ke 45 Kg. Menurut dokter, aku harus naikin berat badan, agar obatnya dapat bekerja lebih efektif. Selain yang diresepkan dokter, aku juga konsumsi suplemen Colostrum.
Agar gak lupa minum obat, mana ada yang harus diminum pagi, siang, atau malam, aku beli kotak obat. Jadi obat seminggu sekali, aku masukin ke kotak obat sesuai waktu minumnya dan harinya. Cara ini lumayan efektif, karena kita jadi tau obat sudah diminum atau belum. Selain itu saat ke kantor atau piknik, bisa dibawa sekotak aja, sesuai kebutuhan hari itu.