Lihat ke Halaman Asli

PRIADARSINI (DESSY)

TERVERIFIKASI

Karyawan Biasa

[Wisata Kenyang] Masih Kangen Kuliner Semarang

Diperbarui: 14 Februari 2019   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Patung Laksamana Cheng Ho | dok pribadi

Setelah kemarin makan Nasi Koyor Makmi dan Bakso Kumis, sekarang mari kita lanjutkan, kangen-kangenan kuliner Semarangnya. Sebelum memulai penjelajahan kuliner, paginya sarapan buffet di hotel dulu. Hotel Pandanaran ini menu sarapannya lumayan komplit, ada banyak masakan khas Jawa Tengah, seperti soto, gado-gado, gudeg, bakmi Jawa. Juga tersedia banyak piihan masakan internasional, bahkan ada popcorn segala.

Setelah sarapan yang kekenyangan, kami pun bersiap untuk jalan-jalan, sebelum menuju ke tempat kuliner selanjutnya. Ada satu kuliner Semarang yang sulit juga ditemukan di Jabodetabek, yaitu mangut. Di Semarang, mangut ini ada di hampir semua warung makan, dan rasanya pedas, dengan bumbu yang khas. Di Jabodetabek kadang ada sih nemu mangut ikan atau mangut belut gitu, tapi bumbunya beda dan tidak pedas. Yang khas Semarang belum nemu di mari.

Nah berhubung mangut betebaran di Semarang, jadilah nyari info, mana mangut yang paling direkomendasikan. Setelah cari sana sini, nemulah Mangut Belut Bu Nasimah di daerah Sampangan. Karena ke sananya nanti pas makan siang, jadi mampir dulu ke obyek wisata yang nggak jau dari situ. Pilihannya Klenteng Sam Po Kong. Klenteng ini tempat persinggahan Laksamana Cheng Ho.

Klenteng Sam Po Kong | dok pribadi

Dari hotel menuju ke Klenteng Sam Po Kong sekitar 3 KM, kami memutuskan kembali pesan Taksi Bluebird lewat aplikasi MyBlueBird, dan argonya nggak sampe Rp. 20.000. Di Sam Po Kong juga banyak banget spot bagus untuk foto-foto cantik, cuma pas ke sana pas panas banget, lumayan bikin keringetan dan puyeng. Tapi tetep banyak sih foto-fotonya. Cukup bikin penuh memori. Hihihi.

Setelah capek foto-foto, saatnya menuju ke Mangut Belut Bu Nasimah. Dari Klenteng Sam Po Kong menuju ke lokasi sekitar 2 KM, naik Taksi Bluebird lagi, argonya cuma Rp. 12.000.

Mangut Belut Bu Nasimah | dok pribadi

Selama dulu tinggal di Semarang, juga nggak pernah kepikiran buat nyari warung makan mangut yang rekomen. Habisnya yang deket kos juga udah enak. Sesampainya di lokasi, waaah rame bangeeet. Parkirannya sempit, yang dateng banyak yang bawa mobil. Menunya banyak banget, selain Mangut Belut, ada Mangut Kepala Manyung yang juga jadi menu favorit di sini. Dan ada Mangut Ikan, juga menu-menu yang cukup bikin iler netes. 

Garang Asem Ayam Bu Nasimah | dok pribadi

Cukup bikin bingung, selain Mangut Belut, mau menu apalagi yang pengin dicoba. Akhirnya kami memutuskan jangan mangut lagi tapi menu lainnya, yaitu Garang Asem Ayam plus tambahannya, Sayur Daun Pepaya dan Pete Rebus. Rasanya??? Jangan ditanya, enak biangeeeeeeetttt... Mangut Belutnya rasanya juara banget. Pedes dan bumbunya seger. Garang Asem Ayamnya pun rasanya enak banget, bumbunya resep dan asem pedesnya pas banget. Puas sungguh makan di sini. Nggak rugilah. Bayarnya juga cuma Rp. 80.000 sudah termasuk Es Jeruk 2 gelas.

Mejeng ini Buat Bukti aja Hihihi | dok pribadi

Setelah kekenyangan, kami memutuskan kembali lagi ke Hotel, buat istirahat, setelah lelah muter-muter di Sam Po Kong. Begitu sampai Hotel setelah Sholat, langsung tepar. Tiduuuurrrr. Pas sore tempat yang ingin kami ngunjungi adalah Es Puter Cong Lik.

Es Puter Cong Lik Rasa Durian | dok pribadi

Es Puter Cong Lik ini ada di daerah Simpang Lima. Tapi kami sudah nggak niat jalan kaki. Capek cyiiiin. Kami pun mencoba naik Bis Trans Semarang, yang kebetulan Haltenya di dekat Hotel. Tidak seperti Trans Jakarta atau pun Trans Jabodetabek, Trans Semarang bayarnya di dalam bis. Kami turun di Halte yang di depan Mal Ciputra.

Es Puter Rasa Kelapa | dok pribadi

Begitu sampai di lokasi, warung baru lagi siap-siap buka. Ternyata bukanya jam 18.00 WIB. Jadilah nunggu sebentar. Dan yang nunggu nggak cuma kami, udah ada sekitar 5 orang yang juga nunggu. Setelah pedagangnya siap, tepat jam 18.00 WIB, kami pesan Es Puter Rasa Durian dan Rasa Kelapan dengan keduanya pake buah durian. Selain itu ada rasa Coklat dan Alpukat.

Mejeng lagi | dok pribadi

Baik yang durian maupun yang kelapa, rasanyaaa joooosss gandoooosss. Kelapanya lembut banget. Bener-bener muda, kek brondong yang masih kinyis-kinyis. (eaaaaa). Harganya juga Rp. 20.000-an, sesuailah yaa.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline