Lihat ke Halaman Asli

PRIADARSINI (DESSY)

TERVERIFIKASI

Karyawan Biasa

Mari "Lari" dari Masalah!

Diperbarui: 2 Maret 2018   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

seneng aja pas hari minggu kemarin dapat 3 achievement yang keren sekaligus | dok pribadi

Tertarik dengan olahraga lari, berawal dari dapat medical check up gratis di Singapura pada awal tahun 2015. Aku berkesempatan berkonsultasi dengan dokter spesialis kardiologi, yang sudah pernah aku kisahkan di Kompasiana dalam tulisan [Wisata Sehat] Lari dan Renang, Olahraga Paling Bagus untuk Jantung . Menurut dokter tersebut, walau hasilnya tesnya normal, tapi aku tuh cenderung mudah lelah. Kadang kebanyakan tidur aja lelah. (hihihi).  Jadi anjurannya, aku disuruh rajin lari atau renang.

hasil lari di tahun 2016, lumayan dengan total lari 319,8 KM | dok pribadi

Sebelumnya aku rutin setiap hari sabtu dan minggu senam aerobik. Tapi kata dokter, hanya lari dan renang olahraga yang bagus untuk jantung. Nah pilihan aku tentu  lari, selain gratis juga gampang. Kalau renang selain nggak bisa, juga kudu bayar. Aku mah orangnya nggak mau rugi. Tapi ya jangan berharap setelah itu langsung jadi olahraga lari.

Butuh waktu 1 tahun sesudah medical check up, barulah aku  tergerak untuk memulai lari. Itupun gegara sehabis berobat tetiba badan  aku melar. Kayak ditiup gitu deh. Naik 10kg. Sampai ada tas pinggang di  lingkar perut dan paha membesar, yang berakibat banyak celana sudah  nggak bisa dipakai lagi. Belum lagi pipi jadi tembem, jadi nggak pede  untuk berswafoto ria.

hasil tahun 2017, larinya lebih banyak tapi total larinya 260,3 KM | dok pribadi

Begitulah akhirnya di awal 2016 mulai mencoba lari.  Harapannya tentu bisa lari dari masalah. Saat pertama lari, itu  perjuangan. Lari 2 putaran lapangan sepakbola saja sudah bikin aku  kehabisan nafas. Padahal 2 putaran itu hanya 1,67 KM dengan waktu rata 8  menit per km. Sungguh pelan banget. Bebete-lah dengan kura-kura.

Itupun berakibat pegel-pegel seluruh badan tertama kaki dan paha.  Tapi ya tetap aku paksain lari. Dan sesudah rutin, udah nggak  pegel-pegel lagi.

Setelah 7 kali lari 2 putaran, baru ngerasa  nggak ngos-ngosan, terus mulai lari 2 KM. Hanya 4 kali lari 2 KM, mulai  ngerasa sanggup lari 2,5 KM. Dan karena mungkin sudah rutin lari 3-4  hari seminggu, lari 2,5 KM hanya 3 kali, terus sudah bisa lari 3 KM.

Rekor pribadi. Baru sanggup segini. Dan belum berani nyobain 10 KM apalagi Marathon | dok pribadi

Sejak bisa lari 3 KM, mulai menambah jarak lari, setiap kalinya.  Setelah 2 bulan lari, akhirnya bisa juga lari 4 KM. Dan butuh waktu 3  bulan lari, untuk bisa lari 5 KM. Ini kayak mimpi. Nggak nyangka. Walau  kecepatan paling topnya 7 menit 27 detik per km. Soalnya kalau inget  waktu awal mulai, lari 2 KM aja nggak sanggup.

Alhamdulillah  dalam waktu 2 bulan, masalah tas pinggang, paha dan pipi terselesaikan.  Semua mengecil. Tapi lucunya berat badan aku tetap. Hanya lingkar  pinggang dan lingkar paha mengecil. Mungkin itu lemak-lemak berubah  menjadi otot. Atau mungkin terbuang ke jamban-jamban terdekat. HIhihi.

Baru dapat 40 KM sebulan, belum pernah 80 KM. Itu aja udah perjuangan | dok pribadi


Adalagi masalah yang hilang, yaitu saat tidur. Aku  biasanya kalau kecapekan, malamnya suka naik betis / kram betis. Rasanya  tuh kayak ada yang naik dari betis ke paha, dan dalam prosesnya, sakit  luar biasa. Sejak rutin lari, aku sudah tak pernah mengalami hal ini  lagi.

Ini achievement yang keren. | dok pribadi


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline