Tertarik dengan olahraga lari, berawal dari dapat medical check up gratis di Singapura pada awal tahun 2015. Aku berkesempatan berkonsultasi dengan dokter spesialis kardiologi, yang sudah pernah aku kisahkan di Kompasiana dalam tulisan [Wisata Sehat] Lari dan Renang, Olahraga Paling Bagus untuk Jantung . Menurut dokter tersebut, walau hasilnya tesnya normal, tapi aku tuh cenderung mudah lelah. Kadang kebanyakan tidur aja lelah. (hihihi). Jadi anjurannya, aku disuruh rajin lari atau renang.
hasil lari di tahun 2016, lumayan dengan total lari 319,8 KM | dok pribadi
Sebelumnya aku rutin setiap hari sabtu dan minggu senam aerobik. Tapi kata dokter, hanya lari dan renang olahraga yang bagus untuk jantung. Nah pilihan aku tentu lari, selain gratis juga gampang. Kalau renang selain nggak bisa, juga kudu bayar. Aku mah orangnya nggak mau rugi. Tapi ya jangan berharap setelah itu langsung jadi olahraga lari.Butuh waktu 1 tahun sesudah medical check up, barulah aku tergerak untuk memulai lari. Itupun gegara sehabis berobat tetiba badan aku melar. Kayak ditiup gitu deh. Naik 10kg. Sampai ada tas pinggang di lingkar perut dan paha membesar, yang berakibat banyak celana sudah nggak bisa dipakai lagi. Belum lagi pipi jadi tembem, jadi nggak pede untuk berswafoto ria.
hasil tahun 2017, larinya lebih banyak tapi total larinya 260,3 KM | dok pribadi
Begitulah akhirnya di awal 2016 mulai mencoba lari. Harapannya tentu bisa lari dari masalah. Saat pertama lari, itu perjuangan. Lari 2 putaran lapangan sepakbola saja sudah bikin aku kehabisan nafas. Padahal 2 putaran itu hanya 1,67 KM dengan waktu rata 8 menit per km. Sungguh pelan banget. Bebete-lah dengan kura-kura.Itupun berakibat pegel-pegel seluruh badan tertama kaki dan paha. Tapi ya tetap aku paksain lari. Dan sesudah rutin, udah nggak pegel-pegel lagi.
Setelah 7 kali lari 2 putaran, baru ngerasa nggak ngos-ngosan, terus mulai lari 2 KM. Hanya 4 kali lari 2 KM, mulai ngerasa sanggup lari 2,5 KM. Dan karena mungkin sudah rutin lari 3-4 hari seminggu, lari 2,5 KM hanya 3 kali, terus sudah bisa lari 3 KM.
Rekor pribadi. Baru sanggup segini. Dan belum berani nyobain 10 KM apalagi Marathon | dok pribadi
Sejak bisa lari 3 KM, mulai menambah jarak lari, setiap kalinya. Setelah 2 bulan lari, akhirnya bisa juga lari 4 KM. Dan butuh waktu 3 bulan lari, untuk bisa lari 5 KM. Ini kayak mimpi. Nggak nyangka. Walau kecepatan paling topnya 7 menit 27 detik per km. Soalnya kalau inget waktu awal mulai, lari 2 KM aja nggak sanggup.Alhamdulillah dalam waktu 2 bulan, masalah tas pinggang, paha dan pipi terselesaikan. Semua mengecil. Tapi lucunya berat badan aku tetap. Hanya lingkar pinggang dan lingkar paha mengecil. Mungkin itu lemak-lemak berubah menjadi otot. Atau mungkin terbuang ke jamban-jamban terdekat. HIhihi.
Baru dapat 40 KM sebulan, belum pernah 80 KM. Itu aja udah perjuangan | dok pribadi
Adalagi masalah yang hilang, yaitu saat tidur. Aku biasanya kalau kecapekan, malamnya suka naik betis / kram betis. Rasanya tuh kayak ada yang naik dari betis ke paha, dan dalam prosesnya, sakit luar biasa. Sejak rutin lari, aku sudah tak pernah mengalami hal ini lagi.
Ini achievement yang keren. | dok pribadi