Lihat ke Halaman Asli

PRIADARSINI (DESSY)

TERVERIFIKASI

Karyawan Biasa

''The Publicist'', Drama Indonesia Rasa Korea

Diperbarui: 3 Januari 2018   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: viu.com

Awalnya kecemplung nonton drama "The Publicist", gegara sering nonton drama Korea lewat aplikasi ViU. Nah beberapa minggu terakhir, posternya selalu nongol di laman depannya. Pertamanya sudah underestimate duluan, ah palingan gitu-gitu aja, tapi akhirnya iseng juga pengen nonton.

Terus lihat-lihat pemainnya, kalau Prisia Nasution dan Baim Wong aku paham. Tapi kalau Adipati Dolken ini aku kurang paham. Pas ngecek Wikipedia, ternyata dia sudah eksis dari 2009 dan filmnya banyak banget. 

Sepertinya filmnya keren-keren. Maaf kayaknya aku kudet banget dengan artis Indonesia. Sinetron yang terakhir aku tonton, sinetronnya Mas Dude Herlino. Itu pun nonton sekilas-sekilas, karena nyokap yang suka nonton.

Terus terang untuk film, aku lebih hafal aktor Hollywood dan untuk serial TV lebih hafal aktor Korea daripada aktor Indonesia. Maaf-maaf aja ya karena suka barang impor. Habis tiap nonton film Indonesia di bioskop kecewa, cuma nonton film The Raid aja yang nggak kecewa. Terus nonton sinetron juga melelahkan, selain lebay di sana sini, juga episodenya itu loh. Berapa episode?! Ratusan! Lebih!

Oke kembali ke "The Publicist". Drama ini disutradarai oleh Monty Tiwa, berdurasi 30 menit, tanpa iklan tentunya dan yang paling penting, hanya 13 episode. Saat mulai nonton, wah seneng, actingnya pada asik-asik. Dan jalan ceritanya juga bolehlah, nggak seperti sinetron Indonesia pada umumnya. 

Drama ini bercerita tentang seorang aktor berbakat yang diperankan oleh Adipati Dolken, yang kesandung kasus narkoba. Setelah direhabilitasi dan dinyatakan bersih, sayangnya sang aktor jadi sepi job. Sang manajer (diperankan Poppy Sovia) udah habis-habisan, untuk nyari proyek, sampai jual furniture segala, untung nggak sampai jual organ. *eaaaaa

Sampai akhirnya si Manager, mencoba membujuk seorang personal konsultan yang perankan oleh Prisia Nasution, yang bisa memperbaiki citra buruk seseorang. Dia pernah bekerja untuk memperbaiki citra seorang pengusaha (diperankan Baim Wong) yang terjun ke dunia politik dan sempat terciduk KPK. 

Dan oke ada beberapa kejutan, walau aku nggak terlalu terkejut. Untuk orang yang biasa nonton drama Korea, hal-hal tersebut udah nggak bikin terkejut. Hanya untuk drama Indonesia, hal tersebut merupakan kejutan-kejutan yang keren, karena tak seperti dalam sinetron-sinetron yang laris manis itu.

Itulah mengapa aku beri judul drama Indonesia rasa Korea. Tak hanya konflik dan kejutan-kejutannya yang layaknya drama Korea, juga dandanannya pemeran-pemerannya sangat natural, apalagi saat Julia (Prisia Nasution) sakit, tanpa make up dan rambutnya Julia ada 3 model, tiap ganti masa, ganti pula model rambutnya. 

Hal ini yang tak ditemukan di sinetron, yang bahkan bangun tidur aja dandanannya menor, kadang di rumah pake bulu mata palsu. Hadeuuuuh.

Belum lagi pemilihan lokasi juga sangat diperhatikan. Drama ini juga syuting di Jepang loh. Selain itu yang terasa layaknya drama Korea adalah sesi kunjungan ke makam, walau berbeda bentuk makamnya. Dan ada adegan ciuman yang hot dan adegan mabuk-mabukan. Yang kalau di Korea, drama seperti ini untuk 15 tahun ke atas, mungkin kalau di Indonesia untuk 17 tahun ke atas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline