Setelah penuh drama dalam perjalanan dari Pulau Pasumpahan, kami pun menuju ke tujuan wisata yang terakhir. Yaitu bermalam di tengah hutan belantara. Tempat ini memang bukan tujuan wisata yang biasa. Tapi pihak travel merekomendasikan untuk mencoba sensasi bermalam di hutan. Yah berhubung ini obyek wisata yang unik dan tidak biasa, kami pun menyetujui ide itu.
Obyek wisata yang antimainstream ini, menyediakan cottage atau seperti rumah tinggal di tengah hutan rimba. Menuju ke sana dibutuhkan waktu sekitar 45 menit menggunakan mobil double cabin. Tempatnya di atas gunung dan jalannya sudah pasti jalan penuh batuan dan tanah. Sungguh berasa ikutan adventure. Belum habis deg-degan dari Pulau Pasumpahan, eh deg-degan lagi pas menuju ke cottage. Mana gelap banget, sebelahnya sungai, kayak mau guling aja nh mobil.
Dan pas sudah sampai di penginapan, ya ampyuuuun suasananya kok berasa mencekam. Di sebelah cottage tersebut, ada air terjun, yang menurut pemandu wisatanya, tanah tersebut termasuk air terjunya, sudah bersertifikat yang merupakan hak milik pendiri paket wisata bermalam di hutan ini.
Sebenarnya paket wisata ini sudah dibuka sekitar 2-3 tahun yang lalu, hanya saja khusus wisatawan mancanegara. Sedang kan untuk wisatawan Indonesia dibuka baru-baru ini. Wisatawan mancanegara, sangat suka dengan sensasi wisata di tengah hutan. Mungkin karena tempat tinggal mereka, hutan sudah susah ditemukan.
Sedang bagi wisatawan Indonesia, apalagi kayak aku, yang dulu pernah tinggal di kampung, suasana sunyi dan penuh dengan berbagai suara-suara aneh, sudah biasa. Tapi mungkin yang menarik justru tinggal di hutan sendirian, memandang kemanapun yang ada hanya gelap gulita, diiringi suara-suara yang kadang terdengar menyeramkan.
Penginapannya pun dirancang sedemikian rupa, dengan furniture dan bangunan layaknya tinggal di pedesaan. Sepertinya ke sini asik banget kalau ramai-ramai, bikin event dan seseruan bareng. Biar nggak takut-takut amat gitu. Lah kalau tiba-tiba malam-malam datang tamu binatang buas kan, ngeri juga.
Tapi walau ngeri dengan suara-suara dan takut kalau-kalau binatang buas datang, tetep aja tidurnya nyenyak. Yah mungkin karena wkatu kecil udah biasa. Barulah keesokan harinya, bisa kelihatan alam sekitar. Ternyata indah juga. Dan air terjun yang di sebelah cottage sungguh menawan.
Paginya setelah sarapan, sekalian olahraga, kami mencoba jalan-jalan di sekitar situ. Ternyata menyegarkan dan mengasikan juga. Suasana yang sunyi diiringi suara alam yang syahdu, sungguh menenangkan.
Berjalan-jalan dan mandi di air terjun sungguh bikin lupa waktu. Tak terasa sudah siang saja. Jadwal kami hanya sampai habis dzuhur. Jadi bersiap-siap untuk kembali ke kota. Sekaligus perut sudah keroncong kemayoran. Oh iya kalau wisata di sini, makan disediakan 3x sehari. Jadi jangan khwatir mikirin makanan.
Masakan sudah pasti jos, kalau orang Minang yang masak (kepedean, muji suku sendiri), dan makanannya masakan rumahan gitu. Yang paling berkesan masakan pas makan siang menjelang pulang. Ya ampyun ngeces seember, ada jengkol goreng, sambal mentah, toge dan daun singkong dan ikan mas bakar. Dan itu jengkol, baru dipetik langsung dari pohon jengkol yang tumbuh di hutan. Sumpah enak pake banget, makan sampai nambah-nambah. Hadeuuuh ini lagi nulis aja jadi ngeces lagi.
Begitulah edisi wisata Sumbar aku kali ini, buat yang hobi berpetualang, bermalam di sini, sangat direkomendasikan. Dan yang ingin indehoy, juga asik kayaknya. #eh. Hahaha.